|32| Cemburu

113K 9.7K 1.3K
                                    

Jika cinta sudah melampaui batas, Sekecil apapun kita berinteraksi dengan yang bukan pasangannya, maka cemburu datang menghampiri

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Jika cinta sudah melampaui batas, Sekecil apapun kita berinteraksi dengan yang bukan pasangannya, maka cemburu datang menghampiri.

Sore sudah berganti malam hari. Malam hari ini udara cukup dingin membuat Lembayung harus mengusap-usap tangannya yang terasa dingin. Melihat istrinya yang hanya menggunakan seragam sekolah membuat Zidan melepaskan jaketnya.

"Pakai. Udara cukup dingin," ucap Zidan sembari memakainya jaket kulit pada Lembayung.

"Makasih, kak," balas Lembayung tersenyum.

Mereka berdua keluar secara bersamaan. Membuat para pengunjung yang sedang singgah di cafe milik Zidan menengok ke arah mereka. Pandangan pengunjung cafe sangat iri pada Lembayung. Kenapa orang setampan itu bisa jalan dengan wanita cupu? Apa dunia ini sudah terbalik?

Pengunjung cafe Goteka ini sangat ramai jika malam hari. Kebanyakan dari mereka adalah muda dan mudi yang sengaja datang untuk mengobrol dan berbincang santai bersama teman-temannya. Interior yang menawan membuat mereka semua betah berlama-lama di cafe milik Zidan.

Saat keluar dari pintu, tubuh Lembayung secara tak sengaja tersenggol oleh bahu seseorang membuat Lembayung meringis dan membernarkan kaca matanya kembali. Lembayung pun menatap ke arah pria yang menatapnya itu.

"Tasya," sapa pria itu yang tak lain adalah Radit managernya.

Lembayung pun terdiam membisu. Sementara Zidan menatap pria itu begitu tajam. Zidan memikirkan orang itu memanggil istrinya dengan sebutan Tasya? Siapa itu Tasya? Walaupun nama istrinya terdapat nama Tasya, tapi orang lain sering memanggilnya dengan sebutan Lembayung.

"Eh, Radit," balas Lembayung sembari memberikan kode agar Radit memanggilnya dengan sebutan Lembayung.

"Tasya?" tanya Zidan merasa bingung.

Pandangan Radit yang awalanya menatap ke arah Lembayung pun menatap ke arah pria yang masih muda itu. Radit sangat tahu jika pria yang tengah berada di samping artistnya ini adalah sosok suaminya. Apa mereka sudah tak lagi bertengkar? Entahlah Radit tak mau ikut campur lebih dalam.

"Itu panggilan spesial gue untuk Lembayung." Radit pun tersenyum pada Lembayung yang membulatkan matanya. "Ngapain lo disini?" tanya Radit pada Lembayung yang seketika langsung mengubah mimik wajahnya.

"Temani suami," balas Lembayung canggung.

"Maksudnya spesial itu apa, ya? Kalian sahabatan?" tanya Zidan dengan raut wajah dingin.

Marriage QueitlyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon