|35| Mengenali

106K 9K 2K
                                    

Mau sampai kapan terus bersembunyi? Berbohong bukan cara yang benar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mau sampai kapan terus bersembunyi? Berbohong bukan cara yang benar. Jujur akan menimbulkan masalah.
Serba bingung.

Malam ini Lembayung sedang mempersiapkan diri untuk melakukan pemotretan yang akan di lakukan beberapa jam lagi. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, itu artinya ia masih mempunyai waktu satu jam lagi untuk sampai ke tempat lokasi. Malam ini sang manager memberitahukan bahwa pemotretan kali ini di lakukan secara terang-terangan dan di tempat ramai tak seperti biasanya. Ia pun tak mempersoalkan akan hal itu.

Ketukan pintu kamar membuat ia dengan cepat memakai kacamata dan wik kemudian ia pergi menuju pintu kamar untuk melihat siapa yang datang ke kamarnya. Tangan kanannya meraih kenop pintu dan membuka pintu itu. Ia melihat Zidan sudah rapi dan wangi seperti ingin pergi ke suatu tempat.

"Ganggu, ya?" tanya Zidan tersenyum tipis.

Lembayung pun menggeleng sembari tersenyum. "Enggak, kok, kak."

"Aku mau ke cafe dulu, ya. Ada urusan soal promosi. Jaga rumah baik-baik ya," tutur Zidan mendapatkan anggukan dari Lembayung.

"Iya, kak. Hati-hati ya, kak," balas Lembayung tersenyum.

Zidan pun tersenyum. Ia pun melangkah mendekati Lembayung. Ia tundukkan kepalanya, kemudian mencium puncak kepala milik Lembayung cukup lama, membuat jantung Lembayung berdetak lebih cepat dan pipi yang bersemu merah karena malu. Zidan pun menjauhkan wajahnya dan menatap manik mata Lembayung.

"Cantik kalo blushing. Ingat, cuman aku yang boleh cium kamu bukan orang lain," tutur Zidan sembari mengacak-acak rambut istrinya itu.

"Pasti kak," balas Lembayung tersenyum senang.

"Oke, aku pergi dulu." Zidan pun pergi dari hadapan Lembayung untuk menuju cafenya berada. Urusan bisnis membuat ia harus pintar-pintar bagi waktu.

Lembayung kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia pun menjatuhkan tubuhnya dan terlentang di atas ranjang yang empuk. Ia menutup matanya dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Ia gerakkan badannya ke sana dan kemari merasa senang karena perlakuan Zidan yang ia dapatkan.

Kedua tangannya pun ia jauhkan dan menatap langit-langit kamarnya yang terlihat lebih cerah dari biasanya. Secerah kebahagiaan yang ia alami saat ini.

"Ya, Allah. Ternyata rasanya perjuangan kita di balas itu begitu indah. Hamba sangat bersyukur memiliki suami seperti kak Zidan," tutur Lembayung sembari tersenyum membayangkan hal manis yang Zidan lakukan untuknya.

Tak lama satu pesan masuk pun datang pada ponselnya. Membuat Lembayung segera meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut.

Radit manager
Gue ada di depan rumah. Buruan waktu kita gak banyak.

Setelah membaca pesan tersebut, Lembayung pun segera meraih sling bag kemudian membuka wik dan kacamata yang ia gunakan. Ia pun keluar dari kamar menggunakan topi, rambut yang di gulung, dan masker yang menutupi wajahnya. Ia pun berjalan dengan tergesa-gesa karena takut akan tertangkap oleh cctv yang kapan saja mengintai dirinya.

Marriage QueitlyWhere stories live. Discover now