|16| Perhatian

111K 11.1K 1K
                                    

Jangan terlalu cepat menyimpulkan perasaan hanya karena dia baik padamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan terlalu cepat menyimpulkan perasaan hanya karena dia baik padamu. Aku takut kamu akan menyesal nantinya.

Zidan berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang berada di kamar Lembayung. Beberapa kali matanya menyipit karena cahaya lampu membuatnya sulit untuk beradaptasi. Ia merasa ada hawa panas yang mengalir di dada bidangnya. Pandangannya kemudian tertuju pada gadis yang tengah tertidur sembari memeluknya. Bahkan senyum tipis mengembang tanpa ia sadari.

Dengan mata khas bangun tidur, Zidan berusaha untuk memantapkan matanya pada wajah milik Lembayung yang sangat cantik ketika tak terekspos benda dengan kaca dua itu. Aura natural begitu menyelimuti wajahnya. Zidan kemudian mengecek suhu badan Lembayung. Keningnya sudah tak panas lagi. Ternyata memang sangat manjur saran dari sang bunda, tapi membuat dirinya justru kepanasan karena berada terlalu dekat dengan Lembayung.

"Cepat sembuh." kata Zidan. "Udah jam 08.00 malam ternyata. Gue gak sadar tidur selama ini." Mata Zidan pun sembari menatap jam dinding yang bergambar hello Kitty itu.

Tangan kekar miliknya dengan sangat hati-hati menyingkirkan tangan Lembayung yang memeluk pinggangnya. Saat tangan itu terlepas, kaki Lembayung justru menjadikan paha Zidan sebagai guling dan makin mempererat pelukannya.

"Kalo kayak gini, lama-lama gue bisa hilaf sama cewek cupu ini," gumam Zidan sembari berusaha melepaskan pelukannya.

Dengan usaha yang sangat kuat, ia berhasil melepaskan pelukannya. Ia kemudian memandang Lembayung yang masih tertidur kemudian keluar dari kamar yang membuatnya sangat panas itu. Ia berjalan menuju kamarnya dengan baju yang ia pasang di bahu dan tak ia pakai. Zidan pun pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Cukup lama. Setelah dirinya selesai dengan rutinitasnya, ia pun berjalan untuk menemui Marni yang sedang mencuci piring.

"Mar, tolong buatkan bubur instan aja," pinta Zidan sembari mengambil gelas kemudian mengisinya.

"Baik, den," balas Marni kemudian memulai meracik bubur ayam instan itu.

Sembari menunggu, Zidan pun mengecek ponselnya. Banyak pesan yang ia terima rata-rata dari sang kekasih. Ia bahkan merasa heran. Untuk pertama kalinya ia membentak Rachel dan menyuruhnya pulang tanpa mengantarkan sang kekasih sampai rumah. Semua itu karena ia melihat gadis cupu yang terluka. Apa ia sudah mulai berpaling? tanya Zidan pada dirinya sendiri. Ia pun menggeleng keras mengusir pikiran buruknya itu. Jatuh cinta dengan wanita cupu dan gembel seperti itu, sama saja membuat dirinya dalam bencana.

Rachel pesan tak terbaca 23

Ia hanya berniat untuk melihat saja, tak berniat membalas. Keadaan hatinya sedang kacau sekarang.

Marriage QueitlyWhere stories live. Discover now