|22| Aku Yang Terluka

112K 10.8K 2.7K
                                    

Tak pernah kau ketahui sedalam apa rasa sakit ini akibat ulah darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak pernah kau ketahui sedalam apa rasa sakit ini akibat ulah darimu. Aku memang memasang wajah tidak apa-apa, tapi perlu kau ketahui hatiku terluka.

Zidan membuka matanya secara perlahan-lahan. Sinar matahari mulai masuk ke dalam retinanya. Ia pun berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia memegang kepalanya ketika rasa pusing melanda. Dilihatnya jam yang terpasang di dinding sudah menunjukkan pukul 06.30 melihat itu Zidan pun menyibak selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Satu menit lamanya ia mandi dan menghilangkan bau yang menempel di tubuhnya. Dengan handuk juga air yang terus menetes membuat ia mengeringkannya. Ia pun berjalan menuju lemari dan memakai baju seragamnya. Tangannya meraih tas yang berada di atas meja, tapi yang ia temukan justru kaca mata hitam milik sih cupu. Zidan pun mengambilnya dan keluar dari kamar itu menuju meja makan yang sudah terdapat Lembayung di sana.

"Nih, kaca mata lo. Kaca mata lo kok bisa ada di kamar gue?" tanya Zidan sembari melempar kaca mata itu dan menarik salah satu kursi di depan Lembayung.

"Ketinggalan waktu bersih-bersih," alibinya menutupi kejadian semalam.

"Jangan sampai ketinggalan lagi gue alergi. Ambilkan gue makan," perintah Zidan sembari memainkan ponselnya.

Lembayung pun mengangguk dan menyudahi makan salad nya. Dengan telaten ia mengambil sepucuk nasi, menambahkan sayur lodeh, dah ayam bakar di atas piring Zidan. Setelah itu dia menyodorkan piring yang sudah berisi makanan itu kepada Zidan.

Zidan menerimanya. Ia sempat di buat bingung ketika Lembayung hanya diam dan tak menyuruhnya makan. Karena ia tak peduli, ia pun melahap sepiring makanan yang sudah di sajikan di hadapannya.

"Semalam Rachel datang, kan?" tanya Zidan di sela-sela makannya.

Lembayung diam. Bukan Rachel yang datang, tapi dirinya yang di anggap sebagai Rachel lah yang ia curi first kiss nya. Lembayung menatap Zidan dengan mata yang berkaca-kaca. Tak kuasa menahan sesak yang ia pendam sendirian.

"Enggak tahu, kak," balas Lembayung berusaha tegar.

Merasa jawaban Lembayung kurang menyakinkan ia pun menelpon Rachel pacarnya. Suara lembut dari gadis yang ia rindukan pun terdengar saat panggilan telepon terbalas.

"Halo, sayang." suara Rachel dari sebrang sana.

"Semalam kamu ke rumah, kan?"

"Enggak, kok. Aku di rumah aja."

Zidan pun tak percaya akan jawaban ini. Ia pun memegang kepalanya yang terasa pusing berusaha untuk mengingat kejadian semalam.

"Zidan. Kenapa?"

Marriage QueitlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang