|30| Kebahagiaan Itu Ada

114K 10.7K 1.6K
                                    

Hanya butuh sebuah kesabaran juga perjuangan agar semuanya terbalas dengan kebahagiaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya butuh sebuah kesabaran juga perjuangan agar semuanya terbalas dengan kebahagiaan.

Bel sekolah pun berbunyi lima menit lalu membuat siswa dan siswi keluar berhamburan dari kelas mereka masing-masing. Tak terkecuali Lembayung yang tengah membereskan semua perlengkapan dan barang-barangnya untuk di masukan ke dalam tasnya.

"Lo mau bareng gak?" tanya Dewi telah siap keluar kelas.

"Duluan aja. Gue nanti naik angkot," balas Lembayung yang tengah sibuk dengan kegiatannya.

"Oke."

Dewi pun keluar dari kelas dan terkejut ketika suara berat seorang pria menghentikan langkahnya, membuat ia berbalik dan menatap pria itu tak percaya. Bahkan ia mengedipkan matanya berusaha untuk menyakinkan apa yang ia lihat benar atau salah. Tepat di depannya, Zidan yang tak lain kakak kelas sekaligus suami dari sahabatnya sedang menatap dirinya tajam membuat nyali yang ia punya menciut seketika.

"Nyari saya, ya, kak?" tanya Dewi keceplosan kemudian menutup mulutnya sembari berdiri canggung. "Maksudnya kakak nyari siapa?" tanya Dewi sembari terkekeh untuk menutupi rasa canggungnya.

"Lembayung ada?" tanya Zidan menatap ke arah kelas.

"Lembayung, suami lo nyariin, nih!" pekik Dewi membuat Zidan menatap tajam ke arahnya.

"Untung udah pada pulang. Kalo sampai ada yang dengar, abis lo sama gue," tutur Zidan kemudian memasuki kelas untuk menghampiri Lembayung.

Dewi pun hanya diam mematung di tempatnya. Begitu nekat dan tak ia kira Zidan akan berkata seperti itu pada dirinya yang seorang wanita. Tapi sedikit berikutnya Dewi pun tak mau peduli biarkan saja semua orang dengar agar Zidan mengakui sahabatnya sebagai istrinya.

"Ais, gue mah rela mati di tangan orang ganteng," balas Dewi kemudian meninggalkan kelas.

Lembayung pun menghentikan aktivitasnya saat menyadari Zidan tengah berjalan ke arahnya. Bahkan ia membernarkan letak kaca matanya yang sedikit melorot karena rasa gugup yang ia punya.

"Ada apa kak?" tanya Lembayung bingung dengan kedatangan Zidan.

"Pulang bareng," balas Zidan dingin membuat Lembayung terkejut.

"Aku naik angkot, kak. Kakak pulang duluan aja. Siapa tau kak Rachel nungguin kakak," tolak Lembayung merasa tak enak.

"Gue udah putusin dia. Sekarang gue mau pulang bareng lo," balas Zidan sembari membawa Laptop milik istrinya itu.

Marriage QueitlyWhere stories live. Discover now