❝ 제 6 회 ❞

742 119 11
                                    

                           •••••

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

                           •••••

Entah hanya perasaan pemuda ganendra itu saja, atau memang sebenarnya ada masalah yang ditutupi oleh kekasih nya itu, pasalnya sudah seminggu semenjak mereka melakukan hal itu. Mood Ara selalu berubah drastis.

Seperti hal nya sekarang, sedari tadi wajah pemuda manis itu tampak murung, ditambah lagi wajah nya yang sedikit pucat.

" Ra? Kamu gak apa apa kan? "  Adi menatap kekasih nya dengan tatapan lembut nya, tak ada jawaban dari pemuda manis di hadapan nya itu.

" Ra? Udah makan? Aku beliin ya? "

Nihil, tetap tak ada jawaban dari kekasih nya itu, bahkan Ara hanya merebahkan kepala nya bosan pada meja.

" Ra? Tunggu dulu ya, aku beliin- " Adi yang bergegas keluar kelas tiba - tiba ditahan oleh Ara. Pemuda bersurai biru itu menoleh menatap kekasih nya.

" Gak, gak lapar. "

Singkat, padat, dan jelas.
Sungguh ia bingung dengan mood Ara sekarang, padahal beberapa hari yang lalu ia bahagia senang dan gembira. Bahkan Ara mengajak nya untuk pergi berjalan - jalan ke dufan.

" Kamu kenapa Ra? Ada masalah dirumah Ra? " Pemuda bersurai biru itu menghampiri Ara dan memeluk nya, pemuda manis itu hanya menggeleng membalas ucapan pemuda Ganendra itu.

" Kamu sakit? Coba sini aku lihat Ra. " Pemuda bersurai biru itu dengan pelan mengangkat wajah Ara, ia meneliti dengan perlahan untuk mencari tahu apalah kekasih nya itu sedang sakit atau tidak.

" Gak sakit, cuma gak mood aja Di... dari dua hari yang lalu... "

Mendengar ucapan kekasih nya, sontak pemuda bersurai biru itu mengelus pipi gembil Ara yang sedikit menjadi kurus.

" Terus, kenapa dong? Semesta ku kenapa bad mood terus? Aku ada salah? "

" Nggak ada salah kok! Cuma... aku gak mood aja. " Ia mengerucutkan bibirnya sambil menyembunyikan wajah nya pada dada bidang Adi, kekasih nya.

" Makanya, makan yuk? Lihat tuh, bayi gembul nya aku udah makin kurus aja.  Yuk ke kantin? "

Ara hanya bisa menuruti ucapan Adi, selama perjalanan menuju kantin mereka tak pernah melepaskan genggaman satu sama lain. Kalau kata Mizu, teman nya Ara.

'Bucin totalitas aja terus kalian! Bikin iri dengki orang jomblo, kena karma mampus!'

Bahkan sesampai nya mereka di kantin, Adi mengajak pemuda manis itu duduk di bangku paling ujung. Dan memesankan pesanan mereka.

Disaat Adi yang sedang memesankan pesanan mereka berdua, Mizura datang menghampiri pemuda manis itu.

" Woi! Ngelamun, masuk setan rasain! "

" Kamu mah setan nya Zu, ganggu aja. Ngebucin sama Dirga sana! "

Dih emang ya, Ara bisanya ngomong saja. Kita semua pasti tau, siapa yang lebih pantas mendapatkan predikat bucin itu di bandingkan Mizura.

" Apaan siiih! Aku gak pacaran tau.... Nggak, maksudnya beluuum ehehehe. Doa in ya Ra? Biar aku bisa iri in kalian, dendam kesumat aku jadi nyamuk terus. "

Mizura, beda beberapa bulan lahir nya di bandingkan Ara. Bahkan ia yang lebih kecil dari pemuda manis itu, tampak jauh lebih dewasa dari Ara.

Fyi saja, sayang nya seseorang yang ia sukai belum peka terhadap perasaan nya.

" Ra, nih pesanan nya. Makan yang banyak ya semesta ku? " Adi datang dengan membawa dua mangkuk bubur ayam kesukaan nya Ara.

Ia duduk bertatap muka dengan kekasih nya itu, sedangkan Mizura duduk di sebelah Ara. Omong - omong, setelah Adi datang, ia benar - benar merasa seperti nyamuk.

Lihat saja sekarang, Adi mengelus puncak kepala Ara dengan penuh cinta. Dan dibalas dengan senyuman manis khas pemuda Kianara itu.

Oh ayolah, Mizura kan jadi pengen begitu dengan Dirga. Sayang sekali, pemuda bernama Dirga itu tak kunjung peka dengan perasaan nya.

Ara merasa perut nya seakan - akan diputar dari dalam setelah menyup beberapa sendok bubur ayam tersebut. Ia merasa sangat mual, tetapi pemuda itu berusaha menahan mual nya. Agar kekasih nya itu tak khawatir.


" Uhp- " Ara dengan sigap menutup mulut nya, ia benar - benar tak tahan. Mual sekali.




Adi yang melihat kekasih jya seperti menahan mual begitu, lantas langsung memberikan botol air minum yang baru ia beli untuk Ara.




" Ra?? Minum dul- " Ucapan jya terpotong disaat kekasih nya itu berlari dengan menutup mulut nya, ia benar - benar khawatir dengan Ara.





Ara bergegas memasuki toilet yang kosong, dan memuntahkan isi perut nya. Tapi nihil, tak ada yang keluar.




Saat itu juga ia takut, sangat takut. Ara, tidak sedang hamil bukan? Pasal nya seminggu ini ia terus - terusan sepertu ini. Disaat bertanya dengan kakak nya, dengan santai Arisya menjawab.




" Lha? Kamu muntah - muntah, gak selera makan. Tapi pas malam malah mojok makan begitu, terus setelah nya muntah lagi. Hamil kamu? "



Ara takut, takut gurauan kakak nya itu menjadi kenyataan. Ia belum siap, pemuda itu takut jika itu benar. Bagaimana respon keluarga nya? Keluarga Adi? Apa ia harus check kebenaran apa ia hamil atau tidak?


————————————————INADVERTENCE
12 Desember, 2019.

[] Mumpung aku lagi libuuurrrr jadi langsung deh update, lagian. Aku itu tipe - tipe orang kalau cerita nya udah selesai gak mau di tunda - tunda nge update nya. Kalau ditunda nanti malah lupa lagi 😔👋 terus jadi gak dapat feel cerita nya. Dan berakhir di unpub kaya cerita lama ku. Ehe.

Anyway, ada yang main rp? Temenan yuk? Fyi, nama nya Ara itu nama ku di rp. Trus aku juga chara soobin disana 😛 Alaska juga nama couple ku disana. Kalau bisa di bilang sih ini nama tokoh nya kebanyakan aku ambil dari keluarga dan teman - temanku di rp.

Mumpung aku bilang begini, sekalian deh. Buat kak Adi. Mmf aku pakai dulu ya nama mu, toh juga dibuat jodohan sama Ara. Tambahan juga! Kalau nugas jangan malam - malam. Nanti Ara kangen 👋😔





𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Donde viven las historias. Descúbrelo ahora