❝ 제 12 회 ❞

455 88 3
                                    

                             •••••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


                             •••••

Kini ketakutan mereka berdua benar - benar terjadi, dengan datang nya ayah dan bunda Ara yang terkejut mendengar anak nya yang sakit dan juga ia harus datang dengan suami nya.

Bahkan sampai di sekolah pun bagai petir yang datang di tengah hari, ia mendapat laporan jika anak  manis nya ini tengah mengandung, bunda benar - benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar kini. Dengan terduduk sambil menatal Ara nanar, yang sedari tadi tidak sanggup menatap bunda nya.


" Bunda kecewa, bunda kecewa dek!! Siapa! Siapa ayah dari anak yang kamu kandung sekarang? Kamu itu-! "

" Nar udah tenang dulu, kalau kamu gitu Ara juga gak bisa bicara Nar. " Ayah menaham tangan bunda nya itu yang sedang mencengkram lengan nya kuat.


Ara masih terdiam, perlahan - lahan air mata nya turun begitu saja. Ia tak sanggup menatap bunda, ia sudah membuat bunda kecewa. Pemuda manis itu benar - benar menyesal.

Hingga pintu utama dari ruangan kesehatan itu terbuka, Adi masuk dengan kakak nya. Ah, tentu saja. Mustahil jika kedua orang tua Adi yang datang.

Ayah menatap pemuda Ganendra itu dengan tatapan tajam, tentu saja. Ia marah dengan seseorang yang sudah merusak anak nya hingga begini.


Dengan kuat ayah menarik Adi dan menghempaskan nya ke arah dinding, Ares yang melihat adik nya yang di hempas begitu saja oleh lelaki yang ia pikir itu adalah ayah dari kekasih adiknya ini, melerai mereka berdua. Melepaskan Adi dari cengkraman ayah.

" Tuan! Sudah, saya mohon. Kita bicarakan dengan baik - bail tanpa ada kekesaran seperti ini! "

" Kekerasan? Tau apa kau tentang itu! Lihat? Adik kau itu sudah merusak anak saya!! "

" Saya tau! Saya tau itu, tapi setidak nya bisakah anda tanpa kekerasan seperti itu? Bagaimanapun adik saya juga seorang anak dibawah umur! Dengan memukul dan menyudutkan nya begitu anda juga bisa terken pasal tuan. "

Perlahan ayah melepaskan cengkraman nya, dan membiarkan pemuda bersurai biru itu bernafas dan melanjutkan ucapan nya.

" Saya akan bertanggung jawab. Saya tidak akan lari om, saya berjanji-"

" Tanggung jawab? Apa yang kamu tahu tentang tanggung jawab? Menjadi orang tua bukan hal yang mudah seperti yang kalian kira. Bunda saja gagal menjadi seorang orang tua! "

" Kami akan menanggung segala resiko nya bun. " Ara dan Adi dengan kompak menjawab ucapan bunda.


" Tanggung apa?! Bahkan kalian dikeluarkan dari sekolah, apa yang kalian akan lakukan hah?! "



Sepasang kekasih itu hanya terdiam mendengar ucapan bunda, tetapi Adi yakin. Pasti akan ada jalan yang dilalui mereka untuk melewati masalah ini. Pemuda bersurai biru itu menggenggam telapak tangan Ara untuk menenangkan kekasih nya itu.


" Terserah kalian, ya. Kalian sudah bisa berbuat, kalian bisa bertanggung jawab. Kamu Arasya! Mulai hari ini gak usah pulang ke rumah. "

Ara terkejut dengan ucapan bunda nya itu, bukankah itu keterlaluan? Segitu marah nya kah bunda hingga mengusir nya? Setelah kepergian bunda pemuda manis itu terdiam terisak.

Bukan ini yang ia inginkan. Bahkan  kakak nya pun tak sudi melihat nya lagi.


Sejujurnya Ares juga kecewa dengan kelakuan adik nya ini, tapi apa boleh buat? Marah pun sudah tak ada artinya lagi, hanya akan memperkeruh keadaan dan mental mereka, ia juga percaya Adi pasti akan bertanggung jawab apa yang akan terjadi.


————————

12 Desember 2019

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

12 Desember 2019.

𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Onde histórias criam vida. Descubra agora