❝ 제 22 회 ❞

441 66 6
                                    


                         ••••••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••••••

Semenjak mereka berjanji untuk saling kontakan satu sama lain melalui ponsel mereka, Ara sudah tak terlalu sedih. Galaksinya itu pasti akan berhasil kan membujuk bunda nya?

Sudah terhitung satu bulan mereka hanya kontakan melalui chat, kandungan Ara pun semakin membesar. Bahkan kini sudah memasuki bulan ke tujuh dimana dua bulan lagi ia akan melahirkan.

Ara melamun menatap jendela kamar nya, pesan yang ia kirimi sejam yang lalu tak kunjung mendapat balasan dari Adi. Apa ia se- sibuk itu? Pemuda manis itu terlalu serius melamun hingga tak sadar jika bunda sudah masuk ke kamar nya.


" Ra? Kenapa melamun aja? Ada yang kamu pikirin? Masih marah sama bunda? " Pemuda manis itu tersentak lalu melihat bunda nya yang tersenyum manis sambil mengelus punggung nya.


" E- enggak, cuma bengong aja. "


" Kamu masih marah sama bunda ya Ra? " Ara hanya menghela nafas panjang, bunda nya itu tau sekali ia masih marah. Lalu apa tujuan bunda nya bertanya kembali?


" Haah, yaudah deh. Bunda janji, gak bakal ngatur - ngatur kamu sama Adi. Terserah kalian, mau pisah atau nggak. Nggak tahan bunda di diemin anak manis bubda ini tau? " Bunda mengelus pipi anak nya yang sedikit tirus itu, ia tersenyum lembut membuat Ara ingin menangis saja.


" B-bunda janji? Bunda seriusan gak mau misahin aku sama Adi? " Wanita cantik itu tersenyum dan mengangguk menjawab pertanyaan putra kecil nya itu. Bagaimanapun ia tetap kalah jika ber urusan dengan Ara.


Pemuda manis itu langsung memeluk bunda nya erat, ia benar - benar bahagia. Akhirnya semua yang ia harapkan terkabul.

" Aaaah! Terima kasih bunda cantik! Ara sayaaaaaaaang sekali sama bunda. Bunda jangan berubah pikiran ya? Adek bayi juga sayang bunda! Sayang sekali! " Ara mengecup pipi bunda nya berkali - kali.

Bunda hanya terkekeh geli sambil memeluk anak nya itu, ayah melihat mereka dari pintu. Ia tersenyum gemas, akhirnya keluarga kecil nya kembali seperti semula. Tak ada lagi perang dingin antar ibu dan anak itu.

" Ayah kenapa diam aja? Ayo pelukan kaya teletabis! " Ara tersenyum manis sambil mengajak ayahnya untuk masuk dalam pelukan hangat mereka.

Ayah yang tertarik oleh pemuda manis itu lantas langsung memeluk mereka, ia senang. Ia bahagia sekali.

" Yaudah pelukan sana, gak usah ajak - ajak aku. Aku kan anak buangan. " Risya yang entah sejak kapan berdiri dekat mereka dengan wajah yang di tekuk dan bibir yang dimanyunkan. Ah persis seperti anak kecil.

" Gak usa peluk kakak aja yah bun! Hihihi. " Ara tertawa kecil melihat kakak nya yang merajuk seperti bayi.

" Berisik ih dasar gembul, aku juga mau ikutan! " Lalu Arisya pun langsung menghambur memeluk mereka bertiga. Sungguh, keluarga yang manis sekali ya?

__________________________________

[] mmf editan ku noob banget astagfirullah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[] mmf editan ku noob banget astagfirullah.

________________

12 Desember 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

12 Desember 2019.

𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Where stories live. Discover now