❝ 제 13 회 ❞

450 80 11
                                    

                          ••••••

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


                          ••••••

Denting waktu terdengar jelas, pemuda manis itu hanya melamun menatap jendela luar kamar kekasih- nya itu. Entahlah sudah beberapa minggu semenjak bunda membuang Ara begitu saja, pemuda manis itu selalu termenung.

Apakah seperti ini saja jalan hidup nya? Lalu, bagaimana dengan cita - cita nya pergi bersekolah ke negara gingseng itu? Jangankan melanjutkan sekolah ke negara itu, kini saja ia hanya bisa terdiam begitu saja.


Ia mengusap perut nya yang sudah mulai membesar itu, seandai nya Ara tidak melakukan hal itu dengan Adi. Ia tak akan begini bukan? Lalu apa? Apa ia menyesal?


Pemuda bersurai biru yang baru saja masuk itu langsung memeluk nya dari belakang, mengusap punggung tangan Ara pelan.


" Semua nya akan baik - baik saja Ra. Aku yakin, bunda gak sejahat itu buat ngebuang kita gitu aja. Aku ada disini, adek bayi juga ada disini. " Adi mengusap perut yang mulai membesar itu dengan lembut, ia tahu. Itu pasti sangat berat buat Ara.


" Gimana sama cita - cita iu Di? Aku masih bisa ke korea kan? Kamu tau itu mimpi ku dari kecil... "


" Kamu pasti bisa, gak ada yang menghambat kamu buat lanjutin sekolah. Hanya saja, tunggu lebih lama lagi ya? Setelah adek bayi lahir. Aku janji buat kamu ngelanjut—" Ara memotong ucapan  kekasih nya itu, dan menatap onyx mata pemuda bersurai biru itu.


" Gimana? Gimana caranya? Aku gak bisa gitu aja Di, terus. Terus adek bayi gimana kalau aku pergi gitu aja, aku takut. "


Pemuda Ganendra itu memeluk nya dengan erat, membisikan kata - kata penyemangat agar kekasih nya itu tidak kembali terpuruk lebih dalam.


" Sekarang yang paling penting kita makan dulu ya? Ayo ke meja makan? Adek bayi bisa kelaparan kalau begini, adek bayi juga bakal ikutan sedih kalau mama nya sedih. "


Adi menuntun semesta nya itu menuju meja makan, setelah itu menyiapkan segala makanan dan susu yang bergizi untuk Ara.


Ares melihat semua itu, adik nya sudah berubah. Setidak nya Adi sudah mencoba untuk bersikap lebih dewasa setelah kejadian ini. Ia bangga dengan adik kecil nya yang dulu selalu bersama-nya, ketika ada masalah Adi yang selalu pergi kepada nya. Kini adik nya itu sudah besar.


Ah, ia jadi rindu saat mereka masih akrab. Disaat keluarga mereka tidak seperti ini, ia rindu suasana itu. Bahkan setelah pemuda itu memberitahu ibu nya, tidak ada respon yang ia harapkan. Ibu mereka sudah benar - benar tidak peduli dengan mereka berdua, ya?

 Ibu mereka sudah benar - benar tidak peduli dengan mereka berdua, ya?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

[] Bayangin itu mereka, AJSJSJSJSJSJS MATI AJA AKU GUYS.

  ___________________
INADVERTENCE

12 Desember 2019.

𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Donde viven las historias. Descúbrelo ahora