❝ 제 20 회 ❞

438 65 13
                                    

                         ••••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                         ••••••


' Tok tok tok... '
Pintu kamar itu diketuk dengan pelan, pemuda manis itu menggeliat dalam tidur nya. Setelah semalaman menangis karena orang tua nya.


" Ra, ini kakak. Buka dulu, kita butuh bicara. "


Ara mendengar panghilan kakak nya, dengan malas ia bangun dan merenggangkan tubuh nya sebelum membuka pintu kamar. Lalu setelah itu ia berjalan dan membuka kamar nya, Arisya— kakak nya— tersenyum dengan manis, lalu masuk dan menutup kembali pintu kamar Ara.


" Kamu apa kabar? Kakak kangen tau. "


" Gak usah basa - basi. Mau apa? " Ara membalas ucapan kakak nya itu dengan dingin, bukankah kakak nya tidak mau lagi berbicara dengan nya?


" Maafin kakak dong Ra? Iya kakak tau kakak salah. Diemin kamu gak mau ngajak ngomong, pas itu kakak kecewa banget adik kesayangan kakak bisa begini. Kakak sedih tau dek, kakak udah berasa gagal jagain kamu. " Arisya memeluk adik nya dengan erat, air mata nya merembes keluar dari pelupuk mata nya.



Ia memang rindu sekali dengan Ara, pemuda kelinci itu memang tak bisa sekali berjauhan lama dengan adik kecil nya. Bahkan setelah tau, jika kekasih adik nya itu adalah adik dari kekasih nya juga, Alfaresta.



Awalnya ia benar - benar terkejut disaat Ares menceritakan jika adik nya itu telah berbuat salah karena menghamili seseorang. Itu sangat mirip dengan adik nya, lalu Risya bertanya kepada kekasih nya siapa nama adik kecil nya itu.


Dan ternyata itu memang kekasih adik nya— Arasya —sedikit lega setelah mengetahui kekasih Ara adalah adik dari Ares. Karena ia yakin, adik kekasih nya itu pasti akan bertanggung jawab. Sama seperti hal nya dengan Ares.


" A- aku juga kangen kakak,,, hiks. Kakak jangan jauhin Ara lagi, Ara gak mau kakak menjauh. " Pemuda manis itu membalas memeluk kakak nya, terisak kencang karena ucapan kakak nya itu. Ia menyesal sudah berpikiran negatif kepada Risya.


" Udah ih ja-jangan nangis lagi! Nanti adek bayi nya ikutan sedih Ra. Lagian kakak udah percaya kok sama pacarmu. " Risya tersenyum disela - sela tangisan nya, ia berpura - pura untuk tersenyum agar adik nya berhenti menangis. Dengan lembut ia mengusap perut adik nya yang sudah mulai membesar itu.




" Pacarmu itu adek nya pacarku tau dek, jadi aku yakin. Adi pasti tanggung jawab. "



" Ummm,,, t-tapi bunda, bunda mau misahin k-kita. Kak aku gak mau pisah, kita gak bakal di pisahin kan? " Ara menatap iris mata kakak nya sedih, ia tak mau dipisahkan dengan kekasihnya. Benar - benar tak mau.



" Semoga, kalaupun di pisahkan. Pasti kalian tetap akan bersatu, kakak yakin kalian pasti berjodoh Ra. Jangan sedih lagi ya? Udah nangis nya, masa bunda nya adek bayi nangis? "



" Bukan bunda, aku gak mau disebut bunda. Aku mama kak. "


" Iya deh mama muda, iya mama. " Arisya terkekeh kecil mendengar rengekan adik nya yang tak ingin dipanggil bunda itu, ah ia merasa tua sekarang. Karena, adik kecilnya saja akan menjadi orang tua.



" Ah ya, sudah berapa bulan memang nya dek? "



" Lima bulan! Empat bulan lagi kakak jadi tante ya? Hihihi. "





Wah, anak nya cewe apa cowo nih? Lalu, Ara sama Adi bakalan bersatu atau nggak ya?



__________________________________
[] Punten, aslinya ini cerita di draft udah tamat. Seriusan, malahan udah ada sequel nya. Cuma ya, aku aja yang males nge publish. Maaf ehehe.

Disini lebih ngeceritain tentang Ara sama Adi nya si, tapi pas di sequel nya beragam. Dari cerita Dirga dan Mizu awal ketemu dan sampai ehm jadian atau nggak nya. Sama Risya dan Ares yang otw pelaminan. Asiiik.

Yoweslah spoiler nya dikit doang, abisin cerita ini aja. Yang penting di sequel bakal happy ending kok 🙏

— Pertanda : Aku, yang lagi bucin - bucin nya sama Hyuka.

_________________

 _________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

12 Desember 2019.

𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Where stories live. Discover now