❝ 제 18 회 ❞

425 69 6
                                    

                            ••••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


                            ••••••

Adi dan Ara menatap dokter itu dengan serius, mendengarkan kata demi kata yang dokter sampaikan.

Ah, memang kini mereka sedang berada di rumah sakit untuk melihat perkembangan bayi mereka.

" Kehamilan Ara ini sangat rentan, dinding rahim nya masih belum siap. Apalagi kehamilan bagi pria yang sangat jarang terjadi, resiko kalian semakin besar untuk bayi nya dan juga untuk Ara. Ditambah lagi, kalian masih sangat muda untuk menjadi seorang orang tua. Mental dan psikis kalian masih belum bisa menghadapinya. "


Pemuda bersurai biru itu lantas menggenggam tangan kekasih nya erat, ia yakin. Pasti semua itu bisa mereka lewati.


" Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan dokter? Untuk masalah menjadi orang tua perlahan - lahan kami yakin. Pasti bisa. "


" Ara nggak boleh sampai berada dalam keadaan stres, apalagi membawa barang berat dan mengerjakan pekerjaan berat. Kurang - kurangi makanan cepat saji, dan juga kalau bisa selalu meminum vitamin yang sudah diberikan. Saya yakin, pasti kalian bisa melewati masa ini. "


Setelah mendengar ucapan dokter, mereka pun segera keluar dari ruangan itu. Pegangan tangan itu belum terlepas sedari tadi. Bahkan semakin di eratkan. Banyak orang yang melihat itu menjadi iri dengan kemesraan pasangan muda itu.

" Ra, gausah cemas. Aku yakin kita pasti bisa laluin semuanya. "

" Aku gak cemas kok, papa kan ada disini! Ara sama adek tau kok kalau papa bakal jagain kami. " Pemuda manis itu tersenyum menampakan lesung pipit manis miliknya, Adi yang tak kuasa menahan gemas lalu mencubit pelan pipi kekasih-nya.

" Gak nyangka aku Ra, bayi begini bakalan ngelahirin bayi. Jangan - jangan nanti adek bayi nya malah bingung mama nya kok gemas sekali kaya bayi. "

" Adiiiii! Udah ih cubit - cubit nya! Malu tau,,, " Ara memajukan bibirnya sambil menatap galaksi-nya sebal, kenapa selalu saja ia dianggap seperti bayi oleh Adi? Ara sudah besar! Bahkan ia akan menjadi seorang ibu.

" Yaudah deh maaf ya Ra? Daripada ngambek, bagusan kita beli cake saja gimana? Cake kesukaan kamu itu loh Ra. "

Ara mengangguk dengan cepat, ah iya benar - benar rindu dengan cake almond kesukaan nya. Semenjak ia hamil sepertinya sudah jarang memakan cake yang ia sukai.

Mereka masuk dan menjalani mobil itu menuju toko kue kesukaan Ara, sedangkan pemuda manis itu sedang asik bersenandu ria menikmati suasana dan alunan musik yang di setel.


Pemuda Ganendra itu tersenyum melirik kekasih nya, ah setidaknya Ara sudah mulai tersenyum dan melupakan beban yang ada. Ia bahagia, bahagia melihat semesta nya tersenyum.

__________________________________

Character Update!

𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒚𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒏𝒕𝒆𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒋𝒂.

𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒚𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒏𝒕𝒆𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒋𝒂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunda, aslinya. Bunda adalah orang yang penyabar dan penyayang, ia sangat menyayangi Arasya dan Arisya.

𝑺𝒂𝒅𝒆𝒘𝒂 𝒂𝒅𝒊𝒑𝒕𝒂 𝒌𝒊𝒂𝒏𝒂𝒓𝒂.

𝑺𝒂𝒅𝒆𝒘𝒂 𝒂𝒅𝒊𝒑𝒕𝒂 𝒌𝒊𝒂𝒏𝒂𝒓𝒂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sesosok Ayah yang penyayang, hanya saja. Ayah lebih mendahulukan emosi dibandingkan akal pikiran, sangat berebeda dengan bunda.

Ia juga sesosok ayah yang royal terhadap kedua anak nya, ayah juga sangat memanjakan kedua putranya, apalagi Arasya. Anak terkecil yang memiliki sifat yang 90% mirip dengan bunda, yang mana. Itu membuat ayah lebih protective kepadanya.

𝑩𝒊𝒏𝒂𝒓 𝒕𝒂𝒍𝒊𝒕𝒉𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂.

Mama, ia memang memiliki masa lalu yang tidak baik dengan kedua anak nya semenjak perpisahan nya dengan sang suami, tapi kini ia telah sadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mama, ia memang memiliki masa lalu yang tidak baik dengan kedua anak nya semenjak perpisahan nya dengan sang suami, tapi kini ia telah sadar.

Ia berubah menjadi sosok penyayang, yang selalu di bayangkan Adi, putra kecil nya.


  ________________

  ________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

12 Desember 2019.

𝑰𝑵𝑨𝑫𝑽𝑬𝑹𝑻𝑬𝑵𝑪𝑬 •Where stories live. Discover now