Prolog

2.6K 442 419
                                    

HELLO READERS!

SELAMAT MEMBACA

^_^

Waktu telah menunjukkan pukul 01:00 dini hari.

Daren memasuki rumah nya dengan hati- hati. Tetapi saat akan melangkah kan kaki menaiki tangga menuju kamar nya tiba- tiba....

"Balapan lagi?" Suara familiar yang berhasil membuat langkah Daren terhenti.

Ya, siapa lagi jika bukan Wira (Papa Daren).

Dengan rasa takut yang entah dari mana asalnya, Daren berusaha berbalik badan menghadap ke arah pria paruh baya yang ia sebut sebagai papa itu, Daren menunduk,  tak berani untuk menatap papa nya yang sedang berkacak pinggang dengan wajah penuh amarah. Seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya itu.

"Hmm," Daren berusaha menjawab sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kuat juga tekad kamu," ketus Wira.

Pasalnya baru kemarin Wira menghukum Daren dan mengancamnya agar Daren tak balapan lagi, tapi nihil. Seorang Daren tetaplah Daren.

"Tapi Daren kan sudah memenuhi syarat dari Papa."

Memang dua Minggu yang lalu Wira telah menyita motor Daren, dan memberi syarat jika motornya ingin kembali, Daren harus memenangkan lomba basketnya sebagai pencetak skor terbanyak.

Dengan semangat, Daren terus berlatih bersama Tim nya agar motor nya bisa kembali, alhasil ia bisa memenangkan lomba basket itu dan mendapatkan kembali motornya.

Rasa cemas, takut, serta trauma masih saja menyelubungi pikiran Wira ia tak mau kejadian satu tahun yang lalu itu kembali terjadi lagi. Cukup satu kali saja dalam hidupnya.

Wira sangatlah bingung bagaimana cara nya agar Daren jera dan berhenti untuk tidak balapan lagi, meskipun kejadian satu tahun yang lalu telah menimpanya tetapi tak bisa membuatnya jera.

"Sekali lagi kamu balapan Papa akan coret nama mu di KK!!" ancam Wira.

Wira harap ancaman ini akan membuat Daren berhenti melakukan hobby nya itu, Wira telah memikirkan ini matang-matang jika memang Daren masih balapan, ia akan mencoret nama Daren di KK. Bukan berarti Wira tidak mendukung hobby anaknya, namun hobby Daren yang satu inilah yang membuat anak semata wayangnya mengalami hal yang membuat Wira trauma. Semua ia lakukan demi kebaikan Daren.

Daren memang putra tunggal dari pasangan bernama Wira Devaldo pria kelahiran Jember dengan Rina Anggita wanita asal Bandung, sama-sama berasal dari tanah Jawa tetapi mereka memilih untuk tinggal di Bandung.

"Tapi pa..."

"Papa tidak terima tapi-tapian!" Ketus Wira lagi, sembari pergi meninggalkan Daren.

"Apa salah nya sih balapan? Huhhh," lenguh Daren, lalu melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.

***

"Daren bangun!!!" Teriak Rina seraya menepuk-nepuk pipi mulus milik Daren, Entah sudah beberapa kalinya Rina (Mama Daren) membangunkan Daren yang masih terlelap dalam mimpi itu.

Disebut keburukan atau kebaikan yang pasti, Daren tak bisa bangun jika tak ada alarm mama nya.

Hingga satu ide terlintas saat Rina melihat gelas berisi air putih yang berada di atas nakas.

"HUJAANNN!!," Daren segera mendudukkan tubuhnya setelah merasakan cipratan air membasahi wajahnya.

Rina menyeringai puas karena telah berhasil menjahili anaknya.

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now