15). Diusir

314 68 17
                                    

HELLO READERS

SELAMAT MEMBACA

^_^

"Aku memang bukan anak panti, tapi aku tidak pernah tau rasanya disayang ibu."

-Nara Ananta Aditama.

Seperti biasa setelah pulang sekolah Nara akan melakukan aktivitas nya untuk membantu Bi Santi mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring serta menyetrika baju.

"Bi Nara mau menyetrika baju dulu ya, bibi yang nyapu." Ucap Nara pada Bi Santi sebelum mengambil pakaian untuk di setrika.

"Iya non." Ucap Bi Santi.

Meskipun sudah setiap hari Nara lakukan tetapi ia tak pernah lelah sebab ini sudah kewajiban nya yang harus dilakukan juga merupakan perintah dari mama nya. Jika itu yang bisa membuat mama nya bahagia kenapa tidak? Sebab sekarang Nara hanya mempunyai Mama yang ingin ia bahagiakan. Namun mirisnya mama nya tidak pernah memberikan Nara kebahagiaan.

Saat ini Nara sedang menyetrika baju Mama nya yang baru saja di beli kemarin saat di luar kota. Katanya sih itu baju nya sangat mahal, jadi Nara harus berhati-hati, ia tak mau jika baju baru itu menjadi rusak karena ulahnya, dan membuat mama nya marah.

"NAR!"

"Seperti suara mama, ada apa ya mama manggil aku." Ucap Nara pada dirinya sendiri setelah mendengar teriakan mamanya dari kamar tidur di lantai atas. Lalu Nara segera bangkit untuk melangkah ke arah sumber suara.

"NARA!" Panggil Feti lagi.

"Iya ma, ada apa." Ucap Fanya tergesa-gesa setelah sampai di kamar Feti.

"Kamu tuli apa gimana sih! Saya teriak-teriak dari tadi!" Ucap Feti dengan nada tingginya.

Hal seperti itu sudah terbiasa Nara dapatkan, tetapi ia berusaha untuk tidak memasukkan hati. Karena memang ini salahnya.

"Tadi aku masih menye-"

"Saya tidak sedang ingin mendengar alasan kamu!," Belum sempat Nara melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh Feti.

"Pengharum ruangan kamar saya habis. Belikan sekarang!" Lanjutnya.

"Ta-tapi ma aku-"

"Oh sudah berani melawan rupanya!" Potong Feti lagi.

"Iy-iya ma aku akan belikan sekarang."

***

"Yey sampek." Ucap Nara setelah tiba didepan mini market.

Saat ia hendak memasuki minimarket ia melihat seorang pria paruh baya tengah memasukkan dompetnya ke dalam saku celana belakangnya. Namun dompet itu tidak masuk kedalam kantong sakunya, melainkan jatuh.

Nara yang melihat itu mengurungkan niatnya untuk masuk ke minimarket. Ia mengambil dompet yang jatuh itu lalu mengejar pemiliknya.

"Om om dompetnya jatuh om." Panggilnya setengah berteriak berharap orang yang ia panggil akan mendengarnya.

"OM!!" Panggilnya lagi setelah tiba didepannya.

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now