6). Hukuman

653 264 71
                                    

HELLO READERS!

SELAMAT MEMBACA

^_^

"Lo makin manis kalo lagi blushing."

-Daren Devaldo

Saat ini langit sangat gelap. Tetapi kegelapan itu sangat indah dengan banyak nya bintang yang menghiasinya. Dan juga bulan yang tak kalah terang.

Disisi lain seorang pria berjalan menuju meja makan. Karena perutnya sudah mengaum sejak tadi untuk segera di isi.

Namun ketika sudah di depan meja makan. Tenyata tidak ada apa pun di sana.

Lelaki itu kemudian berjalan menuju kulkas. Zonk!

Tidak ada makanan sama sekali. Dia membuang nafas nya kasar.

Rumah nya sangat sepi. Arda sedang mengantar Oma nya untuk check up.

ART nya sedang pulang kampung karena suami nya sakit.

Siapa lagi jika bukan Daren? Iya Daren Devaldo.

Daren segera mengambil jaket serta kunci motornya.

Daren menaiki motor sport nya hingga tiba di sebuah kedai mie kesukaannya.

Memang telah lama Daren tidak makan mie disini.

Daren segera memesan mie kesukaan nya. Tak lama kemudian pesanan Daren datang kemudian Daren melahap mie itu hingga habis.

Setelah membayar, Daren mengambil motornya dan melajukannya kembali.

Saat ini memang masih tidak terlalu malam. Waktu masih menunjukkan pukul 20:00.

Saat motor Daren melewati Taman yang tidak jauh dari rumahnya. Mata nya tertuju pada seorang gadis yang familiar baginya.

Gadis itu sedang termenung  sendiri dan  menaiki ayunan yang ada di taman.

Daren segera memberhentikan motornya dan memarkirkan nya.

Suasana taman memang tidak terlalu ramai.

Daren segera menghampiri gadis itu. Lalu menduduki ayunan yang ada di samping gadis itu.

Benar saja. Gadis itu sedang melamun. Namun Daren tidak tahu apa yang ada di pikiran gadis itu.

Tak lama butiran bening jatuh dari pelupuk matanya yang indah.

"Lo kalo ada masalah ngga gini cara nya."

Nara terpelonjak kaget dengan ucapan Daren. Dan menoleh ke arah Daren.

Benar sekali. Gadis itu adalah Nara Ananta Aditama.

Nara memang sedang melamun dan termenung. Hingga ia tidak menyadari kehadiran Daren.

Nara menghapus air matanya yang jatuh secara gusar.

"Bukan urusan lo." Nara hendak melangkahkan kakinya namun tangannya dicekal oleh Daren.

"Nar. Gue memang bukan siapa-siapa Lo. Tapi gue pengen bantu lo." ucap Daren.

Nara kembali meneteskan air matanya. Ia tidak menyangka ternyata masih ada orang yang peduli dengannya.

Daren mengusap air mata Nara lembut. Lalu memegang kedua pundak Nara.

Degupan jantung Nara sudah mulai tak karuan. Entahlah hal sederhana yang Daren lakukan bisa membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Nar, Lo kalo ada masalah cerita sama gue. Gue akan selalu siap dengerin keluh kesah Lo. Jangan di pendam sendiri." ucap Daren.

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now