5). Berbeda?

676 301 111
                                    

HELLO READERS!

SELAMAT MEMBACA

^_^

"Sehari aja Lo ngga senyum, seperti ada yang hilang dalam hidup gue."

-Daren Devaldo.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Nara.

"Keluar!" Bentak Feti pada Nara yang masih ada di dalam mobil itu.

Ya! Mobil itu adalah mobil yang di tumpangi oleh Feti, Clara juga Nara.

Dengan lemah Nara berjalan keluar dari mobil.

Lalu Feti menarik Nara untuk berjalan menuju kamarnya dan diikuti oleh Clara.

"Dasar anak gak tau diri!" Ucap Feti yang terus menarik Nara saat tiba di ruang tamu untuk menuju kamar nya.

Clara yang mengikuti Mama nya di belakang hanya tersenyum sinis.

Bi Santi yang mendengar ucapan setengah teriak itu pun kaget. Dan langsung melihat ke arah sumber suara.

"Ada apa lagi dengan non Nara," batin Bi Santi.

Saat tiba di depan kamar Nara, Feti langsung membuka knop pintu, dan mendorong Nara. Lalu menguncinya dari luar.

"Rasain Lo!" Clara berucap pada Nara yang ada di balik pintu. Lalu pergi mengikuti Mamanya meninggalkan Nara di kamarnya.

Disisi lain. Nara hanya bisa menangis dan menangis atas perbuatan Mamanya.

Jujur semenjak papa nya meninggal. Mamanya berubah drastis.

Ia sangat merindukan sosok Feti yang dulu. Feti yang selalu menyayangi nya. Bukan Feti yang selalu membentaknya bahkan sering menghukum nya.

Nara bingung akan tingkah Mamanya itu.

Nara masih tetap duduk dibalik pintu kamar nya. Dengan kedua lengan yang memeluk kakinya. Lalu kepala nya tertunduk.

"Mama kenapa ma??"

"Mama ngga suka sama Nara?"

"Maafin Nara ma."

"Nara kangen mama yang dulu."

Nara berucap pada diri nya sendiri disertai segukan karena ia masih menangis. Lalu ia menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa pink itu.

Nara sangat suka unicorn. Jadi kamarnya di cat berwarna pink dan dihiasi oleh boneka-boneka unicorn yang tertata rapi memenuhi kamar Nara.

"Pa.... Nara pengen nyusul Papa."

Nara mengambil sebuah foto yang ada di dalam dompetnya. Dimana ada seorang lelaki paruh baya yang sangat gagah.

Air matanya tak kunjung berhenti, Nara terus menangis.

Ia sangat merindukan masa-masa dimana keluarga utuhnya menyayangi Nara.

Nara juga tidak habis pikir jika Adiknya juga berubah.

Entahlah apa yang membuat mereka membenci Nara.

Tetapi Nara sangat menyayangi Adik dan Mamanya itu.

Nara berjalan menuju kasur Queen size nya, lalu merebahkan tubuhnya. Ia berharap dunia mimpi nya saat ini tak seburuk kehidupan nya.

***

Mentari menembus masuk melalui celah jendela kamar Nara. Waktu telah menunjukkan pukul 6.30.

Nara mengangkat kedua tangannya untuk merenggangkan otot-otot nya.

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now