Change

39K 4.4K 675
                                    

"Woaahhh"

"Kau kenapa Hyuck?"

"Wahhh"

"Hyuck?"

"Daebak"

Renjun mendengus sebal. Sejak tadi Haechan terus saja berwahwah ria. Renjun meninggalkan Haechan yang masih bergumam tidak jelas.

"Yak tunggu!"

Ah, ini sudah hampir sebulan sejak Jaemin membullynya, sejak saat itu Renjun merasa lebih tenang. Bahkan frekuensi pertemuannya dengan Lee twins pun semakin sedikit karena disekolah mereka berbeda kelas dan malam harinya mereka pergi ke arena.

Renjun heran, mengapa Jaemin masih kesal karena kalah saat itu, tapi ya sudahlah mereka akan bertemu lagi segera, pasti dan Renjun akan mengalahkannya nanti.

"Hei! Kau melamun"

"Oh, sudah selesai?"

Haechan mengerucut tidak suka. Haechan hanya mengagumi penampilan Renjun yang baru, tidak ada rambut mulet, tidak ada kaca mata besar yang menutupi wajah, tidak ada baju kebesaran, juga tidak ada celana terlalu panjang. Renjun yang sekarang sangat berbeda dari Renjun yang masih dia temui beberapa hari yang lalu.

"Hei, apa kau juga harus membuang wajah polos mu?"tanya Haechan.

Iya, pasalnya sekarang Renjun memasang wajah sangat datar dan tatapan mata yang menusuk. Sepertinya ada yang Haechan lewatkan.

"Hahaha tidak. Sekarang hanya kita berdua, aku tidak perlu memakainya"kata Renjun santai.

"Oke. Njun kudengar dari Mark-hyung Jaemin masih merasa terhina karena kau kalahkan"kata Haechan serius.

"Biarkan saja, Hyuck. Aku akan pergi kearena nanti"

Haechan mengamit lengan Renjun dan menyandarkan kepalanya di bahu Renjun. Dia memejamkan matanya menikmati waktunya bersama Renjun.

"Njun, nanti aku dan Mark-hyung akan pergi, sungguh aku sangat bersemangat"kata Haechan dengan mata berbinar.

"...."

"Mark-hyung bilang kita akan jalan jalan karena besok akhir pekan. Aku tidak sabar"kata Haechan.

Renjun memperhatikan wajah Haechan yang sibuk dengan ceritanya. Pipinya bersemu dan bibirnya menyunggingkan senyum bahagia.

"Hyuck.."

Haechan menatap Renjun yang juga menatapnya. Tangan Renjun terangkat untuk membenarkan rambut Haechan yang berantakan.

"Jangan bersedih, oke? Atau aku akan menghajar siapapun yang membuatmu bersedih"kata Renjun.

Haechan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia tidak keberatan jika Renjun ingin memukuli siapapun yang membuatnya bersedih, lagipula mereka pantas mendapatkannya.
.
.
.
.
"Hey boleh kami bergabung?"

"Mark-hyung?! Tentu, silahlan duduk"

Mark mendudukkan dirinya disamping Haechan sementara Jeno dan Jaemin duduk di kanan dan kiri Renjun. Haechan tahu Renjun pasti mati lagian agar tidak mengumpati kedua pangeran sekolah itu.

Ah, melihat Renjun yang kembali pada mode imut dan polosnya membuat Haechan geli sebenarnya. Dia tahu Renjun seperti apa dan berlagak sok lemah jelas bukan Renjun.

"Hyung kau ada acara nanti?"tanya Jaemin.

"Aku akan pergi dengan Hyuck karena besok akhir pekan"kata Mark.

"Padahal aku ingin mengajakmu ke arena"dengus Jaemin.

"Sudahlah. Kurasa dia tidak akan kembali kearena karena takut kau kalahkan"kata Jeno sambil melirik Renjun yang tengah makan sambil menunduk.

°노런민°✔️Where stories live. Discover now