Something Called Love

36.7K 4.3K 1.4K
                                    

"Hiks hiks hiks hiks"

Brukk

Haechan mengeratkan pelukannya. Renjun sedikit terkejut saat Haechan tiba tiba memeluknya dengan menangis.

"Ada apa?"

"Hiks a-aku hiks ayo pergi!!"

Tanpa diminta dua kali Renjun langsung mengajak Haechan pergi dari sana. Haechan masih menangis sesegukan. Renjun tak suka melihat Haechan yang menangis seperti ini, lebih baik mencerca dari pada harus menangis.
.
.
.
.
.
"Hahhh hahhh aku mohon ini harapanku."

Ting tong ting tong

Ceklek

"Huh? Mark-hyung? Ada apa?"

"Jeno, Renjun dimana?"

Jeno mengernyit saat Mark menanyakan Renjun padanya.

"Masuk dulu hyung"ajak Jeno.

Jeno mempersilahkan Mark duduk di sofa. Namja itu terlihat panik dan khawatir akan sesuatu.

"Ada apa hyung?"tanya Jeno.

"Haechan... Aku sudah mencoba menghubunginya tapi dia tidak menjawab, Renjun juga."jelas Mark.

"Bukankah kalian akan pergi hari ini?"tanya Jaemin sambil menyerahkan sekaleng cola pada Mark.

"A-aku rasa Hyuck salah paham"kata Mark dengan nada yang memelan.

"Kenapa adikmu bisa salah paham?"tanya Jeno.

"D-dia melihatku berciuman"

Mark menunduk merutuki kebodohannya. Kenapa dia harus terbuai oleh ada ciuman wanita jalang itu. Semua kacau, rencananya untuk menghabisakan akhir pekan bersama kacau karena ulahnya.

Jaemin menatap Mark heran. Kenapa Mark harus khawatir seperti itu, bukankah wajar jika sang kakak memiliki pacar.

"Kalian tidak tahu"lirih Mark.

Baru kali ini Jeno melihat Mark sefrustasi ini dan itu karena adiknya. Wajar jika kakak memperhatikan adiknya tapi bukankah ini sedikit berlebihan.

"Tunggu saja mungkin memang dia pergi bersama Renjun"kata Jaemin.

"Mereka tidak akan pulang malam ini"kata Mark.

Jeno dan Jaemin hanya diam melihat Mark yang seperti itu. Mereka tidak tahu harus melakukan apa.
.
.
.
.
"Sudahlah. Mark-hyung akan menyesal setelah ini"

"Hiks hiks ke-kenapa? Hiks Mark-hyung sudah bosan denganku kan? Hiks"

Haechan mengeratkan pelukannya. Dia menyembunyikan wajahnya yang sembab didada Renjun. Renjun hanya bisa mendengarkan curhatan Haechan sembari mengusap punggung atau kepala Namja yang lebih muda.

"Hyuck.."

"Mark-hyung menikmatinya hiks dia membalas ciuman itu hiks"

"Mark-hyung...."

"Ja-jangan membelanya!!"teriak Haechan.

"Aku sangat menyayangi Mark-hyung, aku tahu ini salah, sangat salah"lanjut Haechan.

Renjun menghela nafas lelah. Jika Haechan sudah seperti ini maka akan sulit dibujuk. Renjun membiarkan Haechan menumpahkan semua keluh kesah dan bebannya.

Haechan menegakkan tubuhnya yang semula bersandar ditubuh Renjun. Haechan menatap Renjun dengan mata yang masih mengeluarkan air mata.

"Mark-hyung pasti kerepotan karena aku, dia pasti tidak menginginkan aku lagi, dia pasti sedang bersenang senang dengan yeoja itu, yeoja itu sangat cantik..."

°노런민°✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora