Familly

29.4K 3.4K 80
                                    

Sudah lima hari sejak Jaemin dirawat dan berada dirumah sakit menjadi kebiasaan Renjun. Setelah pulang sekolah dia akan langsung kerumah sakit, menginap, lalu pulang pagi pagi buta agar bisa bersiap dirumah. Yah kurang lebih seperti itu setiap harinya.

"Eomma pulang dulu ya, Renjun dan Jeno sudah ada disini. Istirahat ya sayang"kata Minseok lalu mengecup dahi Jaemin.

Jaemin sudah sadar kemarin dan dokter bilang kondisinya hampir memulih, Dia bisa segera pulang. Renjun heran mengapa orang tuanya tidak menjenguk Jaemin saat dia sudah mengatakannya kemarin.

Jaemin menatap Renjun yang melamun. Entah mengapa dia merasa lega saat melihat Renjun baik baik saja. Rasanya seperti dia mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.

"Tidak mungkin aku menyukainya"guman Jaemin pelan.

"Kau menyukainya Jaemin. Sama sepertiku"kata Jeno yang sedari tadi duduk disamping ranjang Jaemin.

"Aku tidak. Dia tidak menarik. D-dia.."

Jaemin mencoba mengelak tapi tatapan Jeno yang terus tertuju padanya membuatnya sedikit salah tingkah. Jaemin menatap jendela agar dia tidak berhadapan langsung dengan Jeno.

"Permisi, ini waktunya tuan Lee mendapatkan obat"kata seorang perawat yang masuk ke ruang rawat Jaemin.

Dahi Renjun mengerut saat menyadari ada keanehan dari perawat itu. Ada sesuatu yang aneh.

"Tunggu"

Renjun berjalan dan berdiri disamping Jeno. Dia menatap perawat itu tajam, ah benar ada yang aneh.

"Itu obat apa?"tanya Renjun.

"Ini hanya obat pereda nyeri dan vitamin. Tuan Lee masih mengeluh merasa sakit jadi dokter Kim meminta saya memberikan obat ini"jelas perawat itu.

"Dokter? Eomma tidak mengatakan dokter berkunjung hari ini"kata Renjun.

Jeno menatap perawat yang mulai ketakutan dan panik, sementara Jaemin sendiri dia belum bisa menangkap situasi.

"Suntikkan padaku"pinta Renjun.

Renjun berjalan mendekati perawat yang tengah menatapnya tak percaya.

"Apa apaan kau ini. Hey perawat cepat suntikkan obatnya, aku sudah merasakan kesakitan sejak tadi"

Perawat itu ingin menuruti Jaemin tapi dicegah Renjun. Renjun memegang tangan perawat itu dan tak sengaja menemukan tatto yang jelas dia kenali.

"Ayo suntikkan padaku"

"Kau melukainya, kau akan mati hari itu juga"

"Ta-tapi..."

perawat itu gugup saat mengingat perkataan seseorang yang mengutusnya kemari. Dia tidak bisa melakukan apapun yang bisa melukai Renjun.

"Aku khawatir pada keadaan calon suamiku dan aku merasa ada yang aneh padamu"kata Renjun dengan nada yang dibuat memelas.

Bohong. Jelas bohong karena Renjun tengah menyeringai lebar menatap perawat itu.

Buagh

Tubuh Renjun terdorong beberapa langkah tanpa sempat menghindari pukulan perawat itu. Perawat itu mencoba kabur, Jeno mencoba menghalanginya tapi terlalu cepat.

"Ssshhh, sialan"desisnya.

"Kau bodoh atau bagaimana hah?!"bentak Jeno.

"Sebentar lagi dia juga tidak akan bernyawa lagi"kata Renjun santai.

"Maksudmu?"tanya Jaemin.

"Wong Lucas tidak akan membiarkan aku terluka"katanya dengan nada yang memelan.

°노런민°✔️Where stories live. Discover now