Surat dari Reyhan💌

13.2K 563 3
                                    

"Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati."(Ali bin Husein)

Zahra POV

Alhamdulillah acara resepsi pernikahan ku telah usai sejak dua jam yang lalu, saat ini aku sedang berbincang-bincang dengan saudara dan kerabat ku yang jarang sekali bertemu Karna jarak yang memisahkan, kini aku merasa ada yang kurang, dimana mas Azam perasaan tadi dia berada di dekatku, apa dia sudah pergi ke kamar duluan? Biarlah mungkin dia capek.

"Ning apa gak istirahat saja, ini udah malam loh?" Tanya lida, lida adalah sepupuku

"Ah iya ini juga mau, kalo begitu Zahra pamit ya assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab semua serampak

Setelah berpamitan dengan mereka akupun langsung beranjak ke kamar hanya untuk mengecek apakah mas Azam ada disana, setelah sampai di dalam kamar aku melihatnya, dia sedang tertidur pulas, kuamati wajahnya, udah gak dosa kan? Ya iyalah kan udah halal gitu hehe.

"Mas, maafkan Zahra, Zahra belum bisa mencintai dan menyayangi mas Azam, tapi in sya Allah sebisa mungkin Zahra akan berusaha untuk mencintai mas Karna allah, tapi Zahra juga merasa nyaman saat  berada di dekat mas azam, dan untuk masalah berbakti Zahra pasti akan manut sama mas, Karna saat ini surga Zahra ada di Ridha nya mas Azam"

Aku terus saja memandang wajah teduhnya, sampai-sampai pandanganku teralih ke suatu sudut, di atas nakas sebelahnya mas Azam ada sebuah kado? Tapi kenapa dipisah dengan kado yang ada di bawah? Apakah kado itu terlalu spesial? Ahk mungkin iyak, tapi dari siapa? Mungkin dari saudaranya mas Azam, setelah memikirkan kado itu, rasanya aku ingin menikmati udara dingin malam ini di balkon, akupun keluar kamar untuk menuju balkon, sesampainya disana aku melihat masku yang sedang berdiri disana, akupun mendekat dan mensejajarkan diri dengannya.

"Assalamualaikum mas"

"Waalaikum salam"

"Mas kenapa?" Aku bingung dengan sikapnya yang dingin seperti ini biasanya juga selalu ceria.

"Gak papa" jawabnya singkat

"Bohong, Zahra gak percaya, ayolah cerita sama Zahra mas" bujukku

"...." Dia tak menjawab hanya memandang ku begitupun hanya sekilas

"Mas" tetap tak ada jawaban

"Mass!!" Teriakku

"Iya" Masya Allah SPJ banget

"Kenapa" aku terus saja bertanya padanya

"Kamu yang kenapa, malam-malam gini bukannya tidur dengan suamimu ini malah keluyuran" ini mah namanya mengalihkan pembicaraan

"Belum ngantuk, lagian mas Azam juga udah tidur, mas sendiri ngapain keluyuran bukannya temenin mbak ayu tidur hayo?" Aku terus saja membalikkan pertanyaan padanya

"Dia juga udah tidur nyenyak tadi mas juga udah temenin, tapi mata mas yang gak mau tidur" jawabnya dengan pandangan kosong

"Mas ada masalah yak? Coba cerita sama Zahra mas?"

"Ra" bukannya menjawab malah panggil nama haddeuhhh

"Hmmm" gumanku

"Masih ingat tentang kejadian 5 tahun kebelakang?" Apa maksudnya

"Kejadian apa?"

"Waktu mas ketemu sama" dia menghentikan ucapannya lalu menundukkan kepalanya, mungkin dia gak sanggup

"Hufff, mbak Laras yak? Iyak Zahra masih ingat mas, emang kenapa?" Tanyaku

"Tadi mas ketemu lagi dengannya" bukannya waktu acara mas azam khitbah aku juga dia ketemu?

Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang