kamar macan😄

12.1K 536 0
                                    

Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya.

🍃




Alhamdulillah akhirnya aku dan mas Adam telah sampai di depan pintu ruangan mas Azam dirawat.

"Ayo masuk" ucapnya

"Gudam aja duluan, nanti Zahra ikut dari belakang"

"Nira dulu aja"

"Gudam dulu"

"Nira aja deh"

"Zahra takut, jadi Gudam dulu aja"

"Takut kenapa? Ini itu kamar suamimu bukan kamar macan"

"Kalo kamar macan gimana?"

"Ya gak gimana-gimana, kalo macamnya ngamuk baru kita kabur"

"Nggak ahk, Gudam dulu yang masuk"

"Huhhf, barengan aja deh" ajaknya

"Yaudah ayok"

Alhasil aku dan mas Adam masuk barengan

1

2

3

Pintupun kebuka

"Assalamualaikum" ucapku dan mas Adam

"Waalaikum salam" jawab semuanya serampak

Saat aku melihat orang yang terbaring tersenyum kearahku, jantungku tiba-tiba menjadi maraton, kulihat semua orang yang ada disini tersenyum manis kearahku, Abi dan umiku juga ada disini, mas ahkam sama mbak ayu juga ada, lalu kenapa mereka tak mengajakku.

"Kenapa diam, lihat itu suamimu sudah sadar, ingat ya itu bukan macan" bisik mas Adam tepat ditelingaku, aku pun melirik mas Adam dia hanya tersenyum lalu mengangguk

"Ayo peluk suaminya, katanya rindu" bisik mas Adam lagi

"Ini Zahra gak mimpi Gudam" ucapku lirih, namun masih bisa di dengar oleh mas Adam karna posisinya di sampingku

"Ini nyata Nira, liat aja wajah suamimu udah kayak macan baru bangun tidur" ucapnya dengan menahan tawa

"Ini beneran kamar mas Azam?"

"Ini kamar macan Nira"

"Kalo begitu ayo kita kabur Gudam, nanti kita dimakan"

"Yaudah ayok"

Alhasil aku dan mas Adam ketawa bareng, sedangkan orang-orang yang ada disini menatap kami aneh, setelah mataku bertemu dengan mata mas Azam aku berhenti tertawa, mataku mulai meneteskan air mata, aku langsung berlari kearahnya dan memeluknya erat, kurasa dia membalas pelukanku dan mengecup ubun-ubunku lalu dia mengusap kepalaku yang tertutup jilbab.

"In ini beneran mas Azam hiks...hiks" ucapku

"Iyak istriku ini mas Azam" jawabnya

"Mas jangan tinggalin Zahra, Zahra takut"

"Takut kenapa?"

"Takut mas ahkam marah-marah lagi sama Zahra"

"Emang masmu itu suka marahin Zahra ya? Saat mas tidur?"

Aku hanya mengangguk lalu melepaskan pelukannya, mas Azam menatapku dengan senyuman dia memegang kedua tanganku.

"Barakallah fii umirik istriku, selamat milad, semoga panjang umur, sehat selalu, dan satu lagi jangan lupain mas" ujarnya

Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang