Menghilang🤫

9.8K 421 23
                                    

“Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberiakan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan mampu direnggut dari manusia yang mencinta.” ...

“Lidahmu jangan kamu biarkan menyebut kekurangan orang lain, sebab kamu pun punya kekurangan dan orang lain pun punya lidah.”

🌹

Mas azam menggenggam tangan seorang wanita, siapa dia? Jangan bilang kalo pernikahan itu benar-benar terjadi. Tapi kalo iya kenapa kemaren umi mengatakannya tidak?

Tanpa melihat lama pemandangan menyakitkan itu, aku langsung kembali ke kamar.

Apakah ia belum puas melukai hati ini. Allah, kenapa dia hobby sekali menggores hatiku.

Sebisa mungkin aku menahan air mataku, agar ia tak jatuh. kata mas ahkam aku tak pantas menangisi lelaki sepertinya.

Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang, jika dipikir lagi, betapa kejam dirinya. Baru saja aku akan memaafkannya namun ucapanku yang itu akan ku cabut kembali.

Katakan saja jika aku egois, aku terlalu nurut dengan egoku dibandingkan dengan suamiku. Rasa percaya ku padanya sudah pudar bahkan hampir hilang.

Aku mencintainya dengan tulus. Tapi kenapa ia membalasnya dengan luka? Ah itulah cinta. Kadang ia datang dengan kebahagiaan dan berakhir dengan kesedihan namun bisa juga sebaliknya, datang dengan kesedihan dan berakhir dengan kebahagiaan.

Ngomong-ngomong soal cinta rasanya pahit sekali. Ah sudahlah aku tak mau bahas tentang apa itu cinta. Yang jelas cinta itu adalah fitrah.

Lagi pula ngapain dia kesini kalo cuman mau bermesraan di depanku, sekalian saja di depan keluargaku.

Author POV

Saat Zahra kembali membalik badan, Azam melihatnya. Dan ia langsung menyusul nya kekamar. Ia takut istrinya akan marah lagi.

Sedangkan Icha, ia sedang duduk di ruang tamu yang ditemani oleh Nyai Fatma.

"Nduk ini, siapanya Gus Azam?" Tanya Nyai Fatma

"Kulo, sepupunya, nyai"

Nyai Fatma mengangguk. "Tapi kok nyai gak pernah liat sampean ya"

"Ouh itu, Kulo sekolah di Pemalang Nyai, jadi jarang main kerumahnya Mas Gus"

"Mas Gus?" Nyai Fatma mengulang kembali ucapan Icha

"Iya, itu mas Azam, Nyai. Kulo manggilnya Mas Gus"

"Allah, kenapa gak satu aja nak, kalo mau panggil Gus ya Gus kalo mau mas ya mas. Ini diborong semuanya"

"Hehe, biar beda dari yang lain"

Nyai Fatma terkekeh "Di Pemalang sekolah sambil mondok atau memang rumahnya disana?"

"Ah tidak Nyai. Icha disana cuman sekolah doang, kalo rumah sih di Banyuwangi"

"Terus, sampean ngekos gitu?"

"Mboten Nyai, disekolah sudah disediakan asrama. Jadi gak perlu repot-repot ngekos"

"Ouh iya. Udah kelas berapa?"

"Alhamdulillah bulan kemarin baru lulus"

"Mau lanjut kemana?"

"Belum tau nyai. Pengennya ke negri Fir'aun sih cuman Abi sama Umi gak ngijinin"

Nyai Fatma mengangguk

_______

Tok tok tok

Kenop pintu diputar oleh Azam, lalu ia masuk kedalam "Assalamualaikum" salamnya

Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang