4. Luka

7.6K 513 79
                                    

Yey... kita udah ada di penghujung tahun 2019..
Gak terasa udah 2 tahun aku di dunia Orange ini.

Buat kalian semua yg udah Follow, Koment yang kadang gak aku bales, Vote dan para reders yg silent reders.... makasih ya... udah selalu baca cerita aku.

Semoga kedepannya aku bisa menyajikan cerita yang lebih bermakna lagi supaya bisa menjadi pembalajaran buat kita semua. Dan semoga aku bisa ngasih cerita yang menambah wawasan kita semua. AMINN...

HAPPY READING.....






















































Waktu terus berjalan hubungan Alya semakin dekat dengan Dio. Setiap liburan sekolah Alya pasti memilih liburan di Villa. Dan pastinya dia hanya sendiri di sana. Papanya tidak bisa jauh dari Almera, jadi papanya tidak mengizinkan Almera ikut bersama Alya. Sedangkan mamanya, dia hanya bisa mengikuti mau suaminya.

Dio yang sudah kuliah dan menyelesaikan pendidikannya di Jogjakarta. Kini dia menekuni hobynya yang menyukai fotografer di Jakarta. Pulang sekolah Alya pasti menyempatkan diri main ke studio foto tempat Dio bekerja. Semua orang sudah mengetahui siapa Alya. Gadis cantik berusia 12 tahun yang masih duduk di kelas 1 SMP. Alya orang yang ceria, ada saja tingkah lakunya yang membuat orang lain tertawa. Bahkan Alya selalu minta di ajarkan teman-teman Dio tentang dunia fotografi. Dan cara menggunkan kamera itu seperti apa.

"Sumpah ya Ax, adek lu ini orangnya aktif banget. Mulutnya gak bisa diem. Gua sampe bingung, sama pertanyaannya." Ucap Brian sambil menatap Alya yang sedang bersama staff wanita.

"Mangkannya, lu lebih baik diem atau gak tau. Dia itu kringin tahuannya tinggi. Kadang lo tau, gua bisa di ceramahin sama dia. Kalau dia mulai ceramah, itu udah kayak Mami gua. Gak ada berhentinya sebelum dia puas." Ucap Dio dengan malas.

"Lo canda pasti nih..." ucap temannya memukul lengan Dio.

"Terserah lo deh, percaya atau enggak." Jawab Dio ketus.

"Al." Panggil Dio pada Alya.

"Aya." Ucap Alya mengingatkan dan dia pun berjalan sambil bibirnya mengerucut kesal.

"Itu bibir udah kayak pantag ayam aja." Ucap Dio dengan nada menggoda sambil mencolek dagu Alya.

"Udah di bilang, panggil Aya. Aya gak suka di panggil Al." Ucap Alya kesal.

"Hahhaha... muka kamu, astaga.... hahahah..." tawa Dio menatap wajah Alya gemas.

Brian menatap heran pada Dio, Alya lagi marah. Tapi bisa-bisanya dia malah tertawa seperti itu. Dia saja melihat wajah kesal Alya bergidik ngeri. Pandangan Alya begitu tajam walau umurnya masih 12 tahun. Tapi sungguh tatapan mata Alya membuat bulukuduk menjadi berdiri.

Alya mendengus kesal, dia mengambil roti dan memasukkan kedalam mulut Dio yang tak berhenti tertawa.

"Sukurin, emang enak." Ucap Alya mendengus kesal dan pergi meninggalkan Dio yang sedang tersedak.

Brian pun segera menyodorkan air mineral pada Dio dan menepuk-nepuk punggung Dio.

"Lo si Ax, udah tau tuh anak lagi marah. Lo malah ketawa puas banget. Gua aja ngelihat matanya yang gak bersahabat merinding. Nah elo, Anjir! Lo malah ketawa ngakak." Gerutu Brian kesal.

"Astaga... merinding dari mananya sih. Dia kalau lagi marah tuh malah gemesin tau. Sumpah deh, gak tahan lihat tampang marahnya tuh. Hahhaha..."

"Astaga... lo masih aja ketawa. Sarap lo! Gak ada kapoknya udah keselek roti."

Alya Where stories live. Discover now