7. Kata Papa

5.8K 420 56
                                    

Huye.. up. Wkwkwkw.. jama segini.. coba, gua baru up. Muehehhe...

Selamat tidur semua...

Happy Reading...









"Ternyata disini." Ucap Digo yang kini menghampiri Alya.

"Bisa gak sih, lo gak ganggu gua. Risih gua di ikutin lo mulu. Lo sediri denger kan, gua cewek murahan. Jadi, untuk apa lo deket-deket sama cewek murahan kayak gua." Ucap Alya menatap kesal Digo.

"Iya gua denger." Ucap Digo berjalan mendekati Alya.

"Terus, ngapain lo deket-deket sama cewek murahan kayak gua?" Tanyanya dengan nada ketus menatap nyalang Digo.

"Kan, lo yang bilang kalau lo murahan. Bagi gua, lo itu bukan cewek murahan. Lo itu spesial, gak ada tandingannya."

"Lo fikir, gua makanan apa? spesial segala." Ucap Alya ketus sambil memutar malas bola matanya.

"Spesial pakek telor." Ucap Digo tersenyum pada Alya.

Entah kenapa Alya yang tadinya ketus lama-lama ikut tersenyum.

"Senyummu, mengalihkan dunia ku." Ucap Digo dengan senyumannya.

"Gombal." Ucap Alya memutar malas bola matanya.

Digo pun hanya terkekeh mendengar ucapan Alya.

***

Perlahan namun pasti, hubungan Alya dan Digo pun menjadi akrab. Mereka menjalin pertemanan. Setidaknya Digo bangga, karena dia bisa naik satu tingkat. Dari yang tak dianggap, sekarang sudah menjadi seorang teman.

Dio yang melihat keakraban Alya dengan Digo tidak menyukainya. Entahlah, dia merasa Digo bukanlah pria yang baik untuk Alya. Namun Dio tak bisa apa-apa karena Alya pun merasa senang dekat dengan Digo. Senyuman yang beberapa bulan lalu pudar semenjak Digo mendekatinya, kini senyuman itu kembali terbit.

Senyuman Alya mampu membuat rasa kahwatirnya sedikit hilang. Namun ada yang berbeda semenjak kehadiran Digo. Alya tidak pernah merengek manja padanya lagi. Bahkan Alya jarang menjahilinya. Ada yang terasa hilang ketika Alya bersikap seperti ini. Namun Dio menyadarinya, lambat tahun Alyanya pasti akan berubah. Akan ada masanya dia mengenal cinta dan menjadi dewasa.

"Jadi, liburan nanti kamu mau kemana?" Tanya Digo sambil memakan cemilannya.

"Mungkin ke Bandung."

"Bandung? Ngapain ke Bandung?" Tanya Digo mengernyitkan dahinya.

"Ya liburan lah Dig, emang mau ngapain?" Tanya Alya yang mencomot cemilan Digo.

"Ngemil aja kamu, itu pipi udah kayak bakpau juga."

"Iih, ngesilin!" Seru Alya sambil memukul pundak Digo.

"Aduh, duh... bayi babon ngamuk." Ucap Digo dan segera berdiri. Dia pun berlari menjauhi Alya sebelum mendapat pukulan Alya.

"Digo...." teriak Alya dan dia pun segera mengejar Digo.

Saat ini mereka sedang ada di taman melakukan pemotretan. Lebih tepatnya mereka hanya membantu saja. Dan saat ini mereka masih persiapan sambil menunggu model datang. Dio hanya memperhatikan saja, tanpa mau bergabung bersama mereka.

"Kenapa lo bang?" Tanya Briant sambil menepuk pundak Dio.

"Apaan?" Tanya Dio balik.

"Gua yang tanya, malah lo yang balik tanya."

Dio hanya diam dan dia memilih memeriksa kameranya.

"Lo gak suka kan, Alya deket sama tuh anak?" Tanya Briant yang kini duduk di sebelah Dio sambil melihat Digo yang masih mengejek Alya.

Alya Where stories live. Discover now