9. Marah

5.2K 421 82
                                    

Huaaa.. pen nangis deh... ini cerita gima ya? Sepi kek kuburan... huaaa.... kalian gak suka sama Prekuel ini ya... huhuhu... pengen nangis... huhhuhu...

Gak Happy Reading....







Jangan lupa tonton Vidionya. Siapa tahu, ada yg minaat beli bukunya. Muehehehe....










Alya mencoba memejamkan matanya, namun sangat sulit. Pintu kamar terbuka, Almera masuk bersama temannya. Mereka memang hanya memesan dua kamar, dan satu kamar berisi 3 orang. Alya menegakkan tubuhnya dan melihat Almera yang kini berjalan ke arahnya.

"Kamu belum tidur?" Tanya Almera sambil membalikkan badannya dan meminta tolong Alya untuk membuka reselting pakaiannya.

"Gak bisa tidur mbak."

"Kenapa? Lagi ada masalah? Apa bete, mbak tinggal sendirian?" Tanya Almera sambil melepaskan pakaiannya.

Alya menggelengkan kepalanya, pertanda bukan karena itu. Alya turun dari tempat tidur, dia mengambil dompet dan juga handphonenya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Almera menatapnya.

"Mau ke cafe bawah mbak. Gak bisa tidur ini."

"Pakek pakaian begitu. Papa tahu, kamu dimarahin nanti Al." Ucap Almera mengingatkan.

"Gak ada Papa disini. Lagian Alya cuma ke cafe bawah, bukan keluar jauh."

"Ya sudah, terserah kamu aja."

"Humm.. Aya pergi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Alya pun keluar kamar dan pergi ke cafe. Sampai di cafe, Alya memesan hot caramel latte dan stroberry cheess cake 2. Alya mengedit beberapa foto di handphonenya. Dan dia posting di akun facebooknya. Tiba-tiba saja suara seseorang membuyarkan Alya yang sedang fokus mengedit foto.

"Pantesan aja.. di cariin gak ada di rumah. Gak taunya kamu pakek." Ucap orang itu dan langsung duduk di hadapan Alya tanpa permisi.

"Mami yang ngasih ke Alya, katanya udah gak di pakek. Ya udah Alya pakek aja, dari pada di buang." Jawab Alya santay sambil menyesap minumannya.

"Hot coklat satu." Ucap orang itu menyebutkan pesanannya pada pelayan.

"Itu baju kesayangan aa, walau udah gak muat lagi aa pakek. Berhubung kamu yang pakek, ya udah gak apa-apa."

"Alya buka nih, kalau gak ikhlas." Ucap Alya yang bersiap membuka bajunya.

"Hahaha... jangan ngambek. Gitu aja ngambek."

Alya memutar malas bola matanya. Dan dia kembali fokus pada handphonennya.

"Jam segini ngapa belum tidur?"

"Gak bisa tidur." Jawab Alya singkat.

"Bukan minum kopi, kalau gak bisa tidur."

"Bukan kopi hitam ini, jadi gak masalah."

"Sama-sama mengandung kafein. Jelas sama aja lah."

"Au deh." Ucap Alya yang akan menyuapkan potongan cakenya ke mulutnya. Namun, tiba-tiba pergelangan tangannya di tarik oleh orang di depannya dan cakenya kini sudah di makan oleh orang itu.

"Aa...." teriak Alya tanpa perduli dengan beberapa pengunjung. Orang itu meminta maaf pada beberapa pelanggan yang berada di cafe tersebut.

"Ngeselin!" Dengus Alya kesal.

"Itu cakenya masih loh Ya... kalau udah habis mah iya."

"Au ah, gelep." Jawab Alya ketus.

"Emang gelep, kan udah malem." Jawab orang itu santay dan kembali memakan cake Alya.

Alya Where stories live. Discover now