32. Kenapa Pa?

6.6K 490 148
                                    

Hai... hula....hula... aku up nih... xixixi..
Siapa yang kangen. Cung. Hehehehe....

Bantu koreksi typo ya guys... Dan, jangan lupa Vote n komentnya banyakin ya....

Alya menuruti apa kata Mama dan Papanya, dia pun memberi kabar ke kantornya jika dia menambah izinnya. Hampir seharian Alya hanya menghabiskan waktunya untuk rebahan, karena kepalanya yang terasa sangat berat.

Sore harinya, Alya turun ke lantai satu untuk menemui mamanya. Mama sedang memasak bersama bibi. Alya menarik kursi meja makan membuat Mama dan bibi menatap ke arah Alya.

"Kalau masih sakit kepalanya, kamu istirahat aja Ya."

"Bosen Ma..." Ucap Alya dan merebahkan kepalanya di atas meja makan.

Tak lama suara salam terdengar, Alya dengan malas membalas salam dari orang yang baru masuk. Mama membersihkan tangannya kemudian menyambut Papa yang baru saja datang.

"Ngapa kamu duduk disini dek? Kalau lagi sakit istirahat di kamar."

"Bosen mbak." Jawab Alya mengangkat kepalanya menatap Almera.

"Mbak gak ngurusin pernikahan? Kok masih sibuk sama kerjaan aja?" Lanjut Alya bertanya.

"Kantor lagi ada proyek besar, jadi mbak gak bisa ninggalin kerjaan."

"Ada Papa sama bang Danang, mending mbak fokus sama pernikahan mbak. Mbak juga jangan capek-capek, kasihan babynya." Ucap Alya membuat Almera seketika terdiam.

Alya kembali merebahkan kepalanya di atas meja, tanpa peduli dengan ekspresi wajah Almera yang diam.

"Mbak ke kamar dulu."

Alya hanya mengangkat tangannya dan menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk lingkaran. Almera pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

***

Makam malam tiba, dan dengan manja Alya minta di suapi Mamanya.

"Manja." Cibir Almera sambil menyuapkan makanannya.

"Biarin sih mbak, lagian gak ada salahnya manja-manjaan sama Mama. Dih, sirik aja. Wlekk..." ucap Alya sambil menjulurkan lidahnnua setelah itu dia membuka mulutnya menerima suapan dari Mama.

Almera hanya memutar bola matanya malas, mereka pun kembali melanjutkan makannya. Tak ada percakapam sama sekali sampai mereka selesai makan. Papa bangkit dari kursinya dan menyuruh Almera menemuinha di ruang kerja, Almera hanya mengikuti saja apa maunya.

***

Waktu terus berjalan, tidak terasa hari pernikahan Almera dan Dio semakin dekat. Hari ini Almera pergi ke Bandung untuk urusan pekerjaan. Dia pergi sendirian membawa mobilnya, karena Papa yang memintanya untuk pergi sendirian. Dio sudah menawarkan diri untuk menemani Almera ke Bandung. Tapi Almera menolak mentah-mentah tawaran Dio.

Alya saat ini ada di rumah orang tua Dio dan hanya Mamanya saja yang tahu. Dia pergi ke rumah orang tua Dio untuk menanyakan hal yang sebenarnya terjadi. Apa dan kenapa sampa-sampai Papanya begitu membencinya. Alya juga sudah pindah ke Indonesia, karena dia akhirnya mengiyakan pada bossnya jika dia mau di tempatkan di Indonesia. Alasannya, karena sudah waktunya dia kembali. Pernikahan Almera dan Dio sudah di depan mata, sudah pasti tidak ada lagi alasan untuk dia menghindari Dio. Karena sekarang Dio akan menjadi kakak iparnya.

Selama 2 hari di Bandung banyak hal yang Alya ketahui. Alya mengobrol dengan Papi dan Mami. Dan dia pun bertanya hal yang sedikit sensitif. Untung saja Papi dan Mami tidak masalah menceritakan kisahnya.

Alya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang