28. Kapan Menikah?

6.5K 530 57
                                    

Yuhuu.... up up up...
Jagan lupa tonton vidionya ya... siapa tahu minat baca novelnya. Langsung pesan saja ke Novelindo ya... buruan yuk beli novelnya, mumpung masih bisa di cetak. 🤭🤭

Dan jangan lupa mampir di lapak terbaruku yes. Dijamin gak akan kalah serunya. 🤭🤭
Happy Reading....

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka pun sampai juga di bandara. Dio berjalan terlebih dahulu di ikuti Alya. Tapi mereka tidak pergi ke tempat yang sama, mereka pergi berbeda arah.

"Oh... honey...." ucap Alya segera berlari menghampiri Luke.

Namun belum sempat Alya memeluk Luke, Alex sudah berdiri di depan tubuh Luke sambil bersedekap. Membuat Alya menghentikan langkahnya dan memutar malas bola matanya.

"Pelit!" Ucap Alya sebal.

"Paparazi dimana-mana. Jadi, jangan sembarangan." Ucap Alex memperingati.

Alya mendengus kesal, dan tiba-tiba saja dia memiliki ide. Alya tiba-tiba saja memeluk Alex membuat Alex membelalakan matanya.

"Lepasin." Ucap Alex menggeram kesal.

"Tolongin gua." Ucap Alya berbisik di telinga Alex. Alex langsung terdiam kemudian dia menatap ke arah Luke.

Luke mengerti tatapan Alex, dan dia pun segera melangkah pergi.

"Ayo kita pulang." Alya melepaskan pelukannya, kemudian mendonggakan kepalanya.

"Gendong." Ucap Alya dengan mata merahnya menahan tangisannya.

Alex menghembuskan nafasnya, kemudian dia pun menggendong Alya di punggungnya.

"Ada apa?" Tanya Alex sambil berjalan.

"Dibelakangku ada seorang laki-laki yang sampai detik ini aku cintai. Setelah 4 tahun aku mencoba menjauh, tapi Allah kembali mempertemukan aku sama dia. Aku gak kuat Lex.... aku gak kuat." Ucapnya yang kemudian menyembunyikan wajahnya di cerukan leher Alex. Alex menghela nafasnya, masalah hati perempuan. Hah! Dia malas mendengarnya. Apalagi wanita yang saat ini dia gendong wanita yang tidak dia sukai. Tapi, walau dia tidak menyukai Alya. Entah kenapa dia selalu saja membantu Alya.

Alex memasukka Alya ke kursi belakang secara perlahan. Sedangkan Luke sudah duduk di kursi kemudinya.

"Kenapa dia?" Tanya Luke karena Alya tertidur.

"Jetlag." Ucap Alex sambil memasang seatbelt.

Luke hanya menggelengkan kepalanya saja melihat Alya dari kaca spion.

Dari kejauhan, Dio melihat mobil yang membawa Alya pun pergi menjauh. Dio tersenyum menatap kepergian Alya.

"Ternyata, kamu sudah mendapatkan kebahagian kamu disini. Ini lebih baik untuk kamu. Di bandingkan kamu menjadi bagian dari hidupku yang mungkin tidak akan memberikan kepastian yang jelas untuk kamu. Karena sampai detik ini, aku sama sekali tidak berniat untuk menikah." Ucap Dio yang terus menatap mobil yang membawa Alya sampai hilang tidak terlihat lagi.

***

Sampai di penthouse Alya menjatuhkan dirinya ke sofa ruang tamu. Dia menatap langit-langit penthousenya dan tidak lama dia menghembuskan nafasnya dengan berat. Alya menutup matanya mencoba menenangkan hati dan fikirannya.

Lama Alya menenangkan diri, Alya akhirnya membuka matanya dan memilih pergi membersihkan tubuhnya. Tidak ada kegiatan apapun, Alya pun hanya membereskan kamarnya yang berantakan. Kemudian dia pergi ke mini market untuk membeli beberapa keperluan.

***

Keesokan harinya, Alya pergi ke tempatnya bekerja. Seperti biasa dia langsung ke ruang pemotretan. Disana sudah ada beberapa orang yang datang.

Alya Where stories live. Discover now