43. Luke

6.2K 482 141
                                    

Yuhuuu... up up up... yg penasaran dengan siapa yang ijab kabul. Yuk lah, cus di baca. Wehehehhe...

Happy Reading...

Sebelum baca, coba yuk tebak-tebakan dulu. Dari judul part ini, apa yang kalian fikirkan?
Yuk, koment guys....
Hehehehe....





Btw, aku punya cerita baru lagi nih. Kisah remaja guys...  weheheh...

Siapa tahu kan ye

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa tahu kan ye.. ada yg minat. 🤭🤭





Alya ke luar dari kamarnya di tuntun Mamanya juga Sinta. Mama mendudukkan Alya di samping laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Penghulu meminta mereka menandatangani surat nikah kemudian di lanjutkan acara tukar cincin. Alya mencium punggung tangan suaminya dan suaminya mencium kening Alya. Setelah itu mereka pun meminta restu pada orang tua mereka. Alya kini berdiri di depan seorang laki-laki yang menatapnya dengan senyumannya.

"Selamat, semoga kamu bahagia dan menjadi keluarga yang samawa."

"Boleh aku minta peluk?"tanya Alya dengan mata berkaca-kaca. 

Laki-laki itu hanya merentangkan kedua tangannya seketika itu Alya langsung memeluk tubuh lelaki itu erat. Air matanya pun tumpah dalam dekapan hangat lelaki itu.

"Jangan, nangis. Make-up kamu luntur nanti." Alya tidak peduli, dia hanya ingin menangis dan memeluk tubuh laki-laki ini sebelum dia tidak bisa memeluknya lagi.

Beberapa tamu yang melihat  hanya berbisik-bisik karena sikap Alya. Mereka berfikir jika Alya menikah karena paksaan dan laki-laki yang dia peluk adalah kekasihnya yang tidak di restui oleh orang tuanya. Perlahan laki-laki yang di peluk Alya mendorang pelan kedua bahu Alya. Dia memegang dagu Alya dan mendongakkan wajah Alya agar mereka bisa saling menatap.

"Make-upmu luntur, hum,"ucapnya lembut sambil mengusap air mata Alya.

"Kenapa?" Lagi dan lagi Alya bertanya hal itu. Laki-laki itu tersenyum dan kembali menghapus air mata Alya.

"Karena kebahagian kamu ada bersamanya. Karena aku ingin kamu bahagia."

"Bagaimana deganmu. Aku mau kamu sembuh, aku gak mau kamu kembali bersamanya."

"Allah pasti punya hal yang lebih baik lagi. Bukannya kamu selalu berkata, jika Allah tahu apa yang terbaik untuk hambanya?"

"Luke..."Alya kembali memeluk tubuh Luke dan dia tidak mempedulikan orang-orang di sekitar. Dio memegang bahu Alya, dia tidak ingin orang-orang semakin membicarakan mereka. Apalagi, dia bisa melihat raut wajah Papa Alya yang sudah menahan marah karena sikap Alya yang tidak melihat situasi.

Alya dan sikapnya yang cuek, selalu seperti ini. Perlahan Dio menarik tubuh Alya dari pelukan Luke dan Luke juga melepaskan tangan Alya yang memeluknya erat.

Alya Where stories live. Discover now