42. Sah Juga

6.3K 462 116
                                    

Yuhuuu... up up up...
Koment n Votenya banyakin ya guys...

Happy Reading...


Waktu terus berlalu tidak terasa dua minggu lagi Alya resmi menjadi istri dari Luke George Abraham. Selama proses mempersiapkan pernikahan yang waktunya cukup singkat Alya tidak begitu bahagia dan Luke cukup sadar dengan rona wajah Alya yang hanya murung tidak bersemangat.

Dering telphone mengalihkan pandangan Luke saat dia masih menatap Alya yang sedang mencoba gaun pernikahannya. Luke mengernyitkan dahinya melihat nomor handphone yang tidak dia kenal. Dia memilih mengabaikannya dan menekan tombol power agar suara handphonennya berhenti.

"Bagaimana?"tanya Alya yang sudah berdiri di hadapan Luke.

"Cantik."pujinya seraya tersenyum.

"Semua aja, kamu bilang cantik Luke. Kucing di dandanin nanti kamu bilang cantik!"cibir Alya yang mencebikkan bibirnya kesal

Luke terkekeh melihat raut wajah kesal Alya yang sedang mengerucutkan bibirnya. Dia berjalan mendekat kemudian tanpa aba-aba dia memeluk tubuh Alya.

"Luke!"ucap Alya terkejut.

"Sebentar aja,"ucap Luke dan meletakkan dagunya di atas puncak kepala Alya.

Beberapa pramuniaga yang tadi membantu Alya mengenakan gaunnya memilih mundur pelan-pelan karena sepertinya calon pengantin sedang ingin berdua. "Ada apa?"tanya Alya bersandar nyaman di dada Luke.

"Apa kamu bahagia?"tanya Luke dengan suara lembut.

Tidak ada jawaban dari bibir Alya, hanya keheningan yang menghiasi mereka berdua. Alya menghirup nafas dalam-dalam untuk mengumpulkan kekuatannya menjawab pertanyaan yang mudah namun, sulit untuk menjawabnya.

Alya perlahan mendorong tubuh Luke menjauh kemudian dia mendongak menatap Luke. Baru saja Alya akan membuka mulut, dering handphone mengalihkan pandangan mereka berdua. Alya berjalan ke arah sofa dan mengambil handphonennya. Dia mengernyitkan dahinya melihat siapa yang menelponnya.

"Siapa?"tanya Luke sambil berjalan mendekati Alya.

Alya mengarahkan layar ponselnya ke Luke seraya berkata "A Dio."

"Angkat aja, siapa tahu penting."

"Kamu aja yang angkat,"pinta Alya seraya memberikan ponselnya ke Luke.

"Kok aku, dia, kan, telpon kamu."

"Aku maunya kamu yang angkat, karena kamu calon suamiku."

"Udah angkat aja, aku gak apa-apa."

"Seriusan, kamu aja yang angkat. Jangan dorong aku untuk kembali dekat dengan orang ini, Luke."

"Tapi dia telpon kamu."

"Bodo, amat! Yang penting kamu yang angkat."

"Ya, udah, sini,"ucap Luke sambil mengulurkan tangannya.

Baru saja Alya akan menyerahkan hanphonenya, sambungan telpon sudah terputus karena terlalu lama mengangkat. "Udah ke putus," ucap Alya santai dan meletakkan handphonennyaa kembali ke dalam tasnya.

"Kamunya kelamaan angkat."

"Ya, kamu. Gak mau angkat!"ucap Alya menyalahkan Luke. Luke hanya memutar malas bola matanya mendengar ucapan Alya.

Handphone Alya kembali berdering dan dia pun dengan cepat mengambil handphonennya. "Nih!"katanya sambil menyodorkan handphonenya pada Luke.

Luke pun menerima handphonenya dan mengangkatnya. "Hallo..."jawab Luke ketika sambungan telphone terhubung.

Alya Where stories live. Discover now