41. Maaf

5.9K 441 53
                                    

Yuhuu... up lagi nih. Hayoo.. siapa yang suka. Heheheh...

Mumpung aku lagi selow sama Fated jadi aku up sesuka hati sama cerita lainnya. Weheheh...

Apalagi cerita Fated kurang peminat ya, jadi jalan" dulu lah ya. Wkwkk...

Happy Reading...

Dering handphone Alya membuatnya berdiri dan menghapus air matanya.

"Hallo," jawabnya malas setelah tahu siapa yang nenelponnya.

"...."

"Baguslah, kalau lo udah sampai dan gak kenapa-napa."

"...."

"Lo emang harus mutusin Alex kalau lo beneran mau menikah sama gua. Gua gak mau ya, kalau nanti gua di selingkuhin setelah gua nikah sama lo!"peringat Alya pada Luke yang saat ini menelponnya.

"...."

"Gua pegang ucapan, lo. Setelah urusan lo sama Alex selesai, lo harus cepet pulang ke sini."

"..."

"Pede banget lo. Gua minta lo pulang karena kita harus fitting pakaian."

"..."

"Gua cekek ya, kalau lo disini!"kesal Alya karena jawaban Luke.

Luke malah tertawa mendengar kekesalan Alya. "Gak usah banyak ketawa. Udah sana, lo istirahat, kumpulin tenaga buat ketemu Alex dan mutusin dia!"perintah Alya.

Luke terkekeh sebelum berkata iya. Sambungan telpon terputus, Alya pun kembali mengusap air matanya. "Bantu hamba menyembuhkan calon suami hamba ya Allah. Hamba rela, jika memang dia adalah takdir yang engkau gariskan untuk hamba,"ucap Alya menatap langit malam yang cerah. "Dan bantulah hamba menganti perasaan cinta hamba yang sudah berakar kuat oleh nama Galardio Axel Prayoga dengan Luke George Abraham,"ucap Alya yang kembali menitikan air matanya. Dia menutup matanya menikmati hembusan angin malam. Namun, angin yang membawa harum tubuh seseorang langsung membuat Alya membuka matanya. Alya membalikkan tubuhnya, seketika itu pula dia membulatkan matanya melihat Dio ada di hadapannya.

"Sejak kapan?"tanya Alya tergagap.

"Al,"panggil Dio sambil berjalan mendekat ke arah Alya.

"Jangan panggil aku, Al!"peringat Alya seraya berjalan mundur.

"Sejak kapan aa di sini?"tanyanya lagi dengan matanya tidak lepas menatap Dio.

"Alya,"panggil Dio lagi semakin mendekatinya. Alya semakin melangkah mundur, hingga tubuhnya menabrak pohon.

"Sejak kapan aa di sini?"tanya Alya lagi. Dia tidak ingin Dio tahu jika dirinya sampai detik ini masih mencintainya.

Dio menarik tubuh Alya membuat tubuh Alya hanya mampu terdiam di dalam pelukannya. "Maaf,"lirihnya di atas puncak kepala Alya. "Maaf,"lirihnya lagi. Entah kenapa hanya kata maaf yang terus Dio ucapkan.

Perlahan suara isakan kecil pun terdengar dari bibir Alya. Dio memeluk erat tubuh Alya dan kata maaf kembali Dio lontarkan.  "Kenapa aa gak bisa cinta sama aku. Hikks, hikks,"ucapnya yang suaranya tertahan di dada bidang Dio.

"Sejak awal aku jatuh cinta padamu, walaupun aku baru menyadarinya saat kamu bersamanya. Tapi sayang, ternyata kamu mencintainya. Semoga kamu bahagia bersama dengannya,"ucap Alya sambil mendorong tubuh Dio dan perlahan Dio melepaskan pelukannya.

"Jangan berharap lebih padaku. Aku tidak mudah untuk jatuh cinta dan aku tidak mau menyakitimu. Karena aku menganggapmu adikku,"ucap Dio sambil menangkup wajah Alya.

Alya Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon