3. Hujan

61 32 1
                                    

Karena yang seharusnya patah, memang sudah ditakdirkan demikian. Mengeluhlah, setidaknya hatimu akan membaik.

***

Langit sore mulai menumpahkan airnya. Benar apa kata Iki, bahwa akan turun hujan. Namun, hujan kali ini sangat awet. Pasalnya, sedari tadi pagi di sekolah sampai jam waktu pulang sekitar jam empat sore, hujan belum kunjung berhenti.

Fito : "Aku jemput kamu, ya. Lagian hujan, aku bawa mobil kok. Kamu tenang aja, setelah dari kantor aku langsung ke sekolah kamu."

Ucap Fito dari seberang sana. Mengiriminya sebuah pesan singkat. Fito adalah kekasih Rena, sudah dua tahun terakhir sejak pertemuannya di sebuah mall. Saat itu, dia sedang mengajak main sepupu laki-lakinya. Dan saat pertama kali Rena melihat itu, entah mengapa ia menyukai cara Fito bersikap kepada anak kecil.

Rena : "Iya deh. Hati-hati kamu, ya."

Pesan pun ditutup. Dan gadis ini masih saja setia berdiri di warung pinggir jalan dekat sekolah. Ramai anak-anak sekolahnya dengan nekat menerobos hujan. Belum saja mereka tahu akibat dari menerobos hujan.

"Ren, mau pulang gak lo?"

Laki-laki yang kerap disebut Iki oleh Rena ini muncul dari arah parkiran sekolah dengan sepeda motornya.

"Ya mau lah. Ya kali gue betah banget di sini," jawab Rena ketus menanggapi pertanyaan Iki yang rasanya tak perlu dijawab.

"Ya udah ayo bareng gue. Mumpung lagi agak reda hujannya," pintanya.

"Enggak, gue nunggu Fito."

"Oh gitu. Ya udah gue duluan, hati-hati lo, ya," ujar Iki yang sesaat kemudian langsung melesat meninggalkan Rena sendiri.

Sepertinya ada yang salah, Iki pergi dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Hai," sapa Fito setelah dua puluh menit lebih Rena menunggu.

Ananda Fito. Anak tunggal dari keluarga yang super sibuk. Namun sayang, ia sudah kehilangan sosok ibu. Seorang perempuan cantik dan baik bagi lelaki itu.

Namun Fito mewarisi sifat keras dari ayahnya. Sampai terlihat rahang tegas yang terpampang di wajahnya. Sorot matanya tajam, juga bibir yang tipis. Tampan.

Tinggi Rena yang hanya setinggi pundak Fito, terkadang membuat Rena merasa minder jalan di sampingnya. Mengapa Rena terlihat begitu pendek?

"Hai," balas gadis ini seraya membalas senyum Fito. Kemudian dengan cepat, Rena memasuki mobil Fito.

"Emang kerjaan kamu udah selesai?" tanya Rena setelah dirasa sudah nyaman dengan posisi duduknya.

"Emm ... belum sepenuhnya sih. Tapi aku udah minta teman aku buat heandle kok."

Rena mengangguk tanda ia paham dengan apa yang Fito ucapkan. Perlu kalian ketahui dear, usia Rena dan Fito hanya berjarak satu tahun. Dia lebih tua tentunya. Namun, dia sudah lebih mapan di usianya saat ini. Wajar saja, saat ini Fito sedang menjalankan bisnis ayahnya. Sebagai seorang anak bos di salah satu perusahaan swasta di tanah air.

Berkhayal lah saja kalian, jika ingin menjadi seperti Rena. Karena penulisnya pun, imajinasinya sudah di ambang batas. Membuat adegan yang langka terjadi.

***

"Kak, bisa bantu aku, gak?" ucap seorang gadis kepada Rena.

Rena hanya terdiam, menunggu perkataan selanjutnya dari bocah itu.

"Emm ... buatin aku puisi dong. Aku kan, gak bisa buat yang begituan. Kalau kakak kan bisa, jadi tolong bantu aku ya," pintanya pada sang kakak.

Rena yang tengah asyik mengerjakan tugas sekolah di dalam kamarnya pun merasa sedikit terganggu dengan kedatangan adiknya. Namun, jika tidak membantu sesama saudara akan sangat aneh rasanya.

RENJANA ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang