Epilog

7 2 0
                                    

Sebuah kisah tanpa akhir bagaikan burung yang terbang tanpa menepi. Tidak akan ada akhirannya. Biarkan kisah ini berakhir, sedih atau bahagia, kalian lah yang merasakan.

***

Gemerlap lampu penghias ruangan terlihat sangat indah. Warna putih susu yang berpadu dengan kain-kain menjuntai dengan bunga di setiap sudut ruangan juga meja berisi kue-kue sebagai camilan para tamu undangan.

Pesta pernikahan ini terlihat mewah. Tak terkecuali hidangan kelas atas yang tersaji sempurna. Pengantin pria yang mengenakan jas putih senada dengan pengantin mempelai wanita dengan sanggul dan hiasan wajah khas jawa sangat cocok padanya.

Beberapa para tamu undangan sudah ada yang pulang dan menyalimi sembari memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua. Namun, Rena, kali ini ia baru tiba. Pukul delapan malam.

Dress biru dongker selutut, sepatu berhak senutup kakinya juga rambut cepol ditambah dompet hitam yang ia bawa semakin menambah kecantikannya. Make up seperlunya menjadikan gadis tujuh belas tahun ini terlihat sangat cantik.

Ia tidak sendiri, didampingi oleh kakak dari sahabatnya itu. Benar, ia bersama Ari atau Aruli. Semuanya sudah berbeda semenjak hari itu di rumah sakit saat Rena berbicara pada Ikhsan.

"Kak Ruli, Risa mana?" tanya Rena mendapati sang sahabat tidak ikut dalam mobil yang sama.

Tak kalah menarik, lelaki yang bersama Rena ini mengenakan jas berwarna hitam. Ia terlihat tampan juga keren. Tidak seperti saat waktu itu. Culun.

"Oh, dia udah duluan. Tadi dijemput Ikhsan, katanya mau sekalian bantu-bantu di sana," jawab Aruli seadanya.

"Kamu cantik, Ren," tambah Aruli. Pipi gadis itu bertambah merah, tanpa perlu tambahan make up.

Aruli hanya tersenyum, melihat reaksi kekasihnya itu.

Sepuluh menit kemudian, mobil yang silver yang dikendarai Aruli sampai di pesta itu. Mobil silver ini adalah miliknya, pemberian orang tuanya. Namun tak ada yang tahu, bahkan Risa sekalipun.

"Yuk." Aruli menggandeng tangan Rena, mereka terlihat serasi.

"Kak Ruli?!" Teriakan seorang gadis dari kejauhan. Dia Risa, adik Aruli.

Aruli membalas lambaian tangan yang diberikan Risa.

"Selamat datang," kata Ikhsan yang ternyata berdiri di samping Risa.

"Gue kira tadi mas-mas penerima tamu undangan," kata Rena pada Ikhsan.

Ikhsan hanya mengeluarkan wajah masamnya, membiarkan gadis cantik yang pernah menjadi cintanya itu bahagia.

"Biasa aja muka lo, emang pantes kok. Hahaha," tambah Rena.

"Kak, ayo masuk." Risa mengajak Aruli masuk dan menikmati acara.

Sepertinya, hanya Risa yang belum menerima keadaan ini. Keadaan di mana Rena yang dijodohkan oleh kakaknya.

"Gak pa-pa, Ren. Lama-lama nanti Risa juga akan terima lo. Dia hanya perlu waktu," kata Ikhsan yang melihat Rena terdiam saat Aruli pergi bersama Risa.

RENJANA ✔ [TAMAT]Where stories live. Discover now