laberinto

572 89 30
                                    

Malam ini langit Seoul terlihat sangat mendung dengan angin kencang. Wooseok masih terdiam dengan tatapan mata sedihnya yang melihat ke arah anak bungsu nya.

Hyeongjun.

Untuk pertama kalinya Wooseok melihat Hyeongjun sangat rapuh. Keduanya masih terdiam dengan suasana yang canggung juga terasa aneh. Namun terselip kesedihan di dalamnya, dan keduanya merasakan hal itu.

"Kau.. Anak ku Hyeongjun-ah" ucap Wooseok memulai setelah keduanya diam cukup lama.

Hyeongjun melirik Wooseok dengan mata sembab nya. Air mata keduanya tidak bisa di hentikan. Begilir secara bergantian untuk jatuh dan menunjukan bahwa keduanya hancur.

Ketua Noir yang terkenal kejam, tegas, tidak memiliki hati dan dingin sedang merasa hancur karena melihat anaknya menangis karna nya.

Dan kartu as Noir yang terkenal dingin, berwajah datar, dan tidak bisa di kalahkan saat ini tengah merasa hancur karena fakta yang baru saja dia ketahui.

Keduanya hancur.

Keduanya merasa sakit.

Keduanya merasa sedih.

Dan keduanya merasa takut akan hal berbeda.

Hyeongjun selalu takut bahwa fakta Wooseok tidak mau mengakuinya karena dia terlahir dari hasil buah cintanya dengan Jinhyuk dan Wooseok membencinya.

Sedangkan Wooseok takut bahwa fakta Hyeongjun akan meninggalkan nya untuk pergi dengan Jinhyuk hinggap di pikirannya.

"Wae?" tanya Hyeongjun dengan bibir begetar menahan isakan nya. Tidak mau mengeluarkan kata 'mengapa' namun dia terlalu penasaran akan alasan Wooseok

"Hyeongjun-ah"

"Aku selalu bertanya-tanya siapa aku sebenarnya? Dimana kedua orang tua ku? Kenapa aku berbeda dengan Vampire ciptaanmu yang lain. Aku bahkan selalu membencimu tanpa alasan" ucap Hyeongjun terdengar pilu

"Aku selalu membencimu, berkata kasar padamu, tidak peduli bahkan berniat untuk memusnahkan mu dan kau selalu bersikap seolah aku hanyalah anak kecil yang nakal. Aku hanya tau kau Hyung ku tanpa tau kau adalah..." lanjut Hyeongjun menangis

Wooseok tersenyum berjalan ke arah Hyeongjun "sayang.."

"Apa kau membenciku?" tanya Hyeongjun

Wooseok menggeleng cepat "tidak..."

"Lalu kenapa kau membuangku?"

Wooseok menangkup wajah anak nya dengan lembut. Tersenyum lembut meskipun air mata tidak berhenti mengalir dari kedua matanya. Ibu jarinya dengan lembut menghapus air mata Hyeongjun.

"Maaf.. Eomma selalu ingin mengatakan hal itu padamu, sayang.. Hyeongjun ku sudah besar. Hyeongjun kecil ku sudah besar sekarang.. Malaikat kesayangan Eomma, Eomma selalu menyangimu melebihi apapun di dunia ini. Hyeongjunie seperti berlian yang sulit di temukan untuk eomma.."

Hyeongjun menangis kencang di tempatnya. Hatinya merasa teriris mendengar penuturan ibunya di depannya.

"Eomma melakukan itu semua untuk melindingi mu.. Maaf" ucap Wooseok menyatukan kening keduanya

"Aku membencimu" tangis Hyeongjun pecah

Wooseok tersenyum memeluk erat Hyeongjun. Tangan nya mengelus lembut rambut anak nya "mianhae Hyeongjun-ah.. Mianhae"




.
.
.




Eunsang terdiam dengan Yohan, Dongpyo dan Wonjin. Keempatnya menunggu Hyeongjun keluar.

NOIR (END)Where stories live. Discover now