10. The Night

333 42 1
                                    

Seijin termenung dengan sebelah tangan yang masih setia mengaduk pelan sepanci panas sundubu jjigae didepanya. Pikirannya saat ini sedikit bercabang layaknya pohon bonsai. Berlari-lari kecil mengelana dialam terka.

Ini tak lain karena kejadian beberapa hari yang lalu. Kala itu keluarga kecilnya sepakat untuk pergi makan malam disalah satu restoran khas jepang dipusat myeongdong. Sebenarnya ini hanya perihal sederhana. Bahkan terlampau sederhana. Namun entah mengapa ini telah berhasil menyita nyaris sebagian dari isi otaknya.

Pasalnya sifat dingin dari Seokjin suaminya seakan luruh ketika menyapa lembut gadis pekerja part time itu. Seijin merasa ada sejemang keanehan disana. Tatkala dirinya menemukan seberkas pendar kelembutan yang terpancar nyata dari tatapan hangat Seokjin pada Seolrin. Tatapan yang bahkan belum pernah sekalipun dirinya dapatkan dari Seokjin selama pernikahan mereka.

Seijin masih saja tergugu dalam lamunannya, hingga sebuah suara lirih melesat lembut dibelakang bahunya. Refleks membuat lamunanya buyar seketika. "Kau sedang memikirkan apa sayang? Sundubu jjigae itu hampir saja mengering."

Seijin tercekat. Merasakan sebuah lengan kekar perlahan menyusupi pinggangnya hingga membuat bulu kuduknya  yaris meremang seketika. Seijin kaget bukan main lantas dengan gerakan sedikit gelagapan Seijin segera memutar tombol off pada kompor listriknya.

"Oppa kau mengagetkanku." Seijin membalikkan tubuhnya dan mendapati Seokjin tengah menatapnya lamat. Tatapan biasa yang ia tujukan pada Seijin. Hangat dan memabukkan.

"Oppa menyingkirlah aku ingin menaruh sundubu jjigaenya kemeja."

Seokjin mengecup pelan puncak kepala Seijin sebelum akhirnya mengalah pada hatinya yang saat ini sedang ingin bermanja ria. Maka dengan gerakan malas Seokjin perlahan mengurai kukungannya pada tubuh mungil Seijin. Kesempatan itu tidak sedikitpun disia-siakan Seijin. Maka dengan cepat Seijin membalikkan tubuhnya kemudian meraih sepanci besar sudunbu jjigae didepannya untuk diletakkan diatas meja makan.

"Eomma appa Daehyun sudah datang." Pekik Seowoon yang tengah berlari-lari kecil kearah dapur.

"Benarkah?" Seijin  memutar kepalanya sembilan puluh derajat. Beralih menatap Seokjin disebelahnya. "Oppa lebih baik sekarang oppa keluar dan bukakan pintu untuk Daehyun dan orang tuanya."

Hanya deheman lirih yang keluar dari birai sensual itu."Heumm." Sebelum akhirnya Seokjin kembali melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Dimana Daehyun dan kedua orang tuanya sudah berhadir tepat dipelataran rumahnya.

Malam ini Seokjin dan isterinya memang sengaja mengundang keluarga Taehyung untuk makan malam bersamanya dirumah. Maka tak ayal saat ini kedua keluarga kecil tersebut sudah duduk rapi mengisi posisi masing-masing dimeja makan yang tersedia. Hanya terhalat  oleh meja kayu persegi dengan lebar sekitar satu meter.

"Maafkan kami hanya sajian sederhana yang bisa kami siapkan. Tapi semoga saja kalian tetap suka." Ucap Seijin ramah membuka acara makan malam kedua  keluarga kecil tersebut malam ini.

"Tidak apa-apa Seijin-ah. Terimakasih banyak ini sudah lebih dari cukup." Sahut Taehyung kemudian melirik singkat kearah Hana disebelahnya sebelum kembali berujar, "Bukan begitukan Hana?"

Hana yang berada disamping Taehyung hanya bisa mengangguk ringan seraya mengulas senyum simpul dibibirnya. Lantas juga berkata, "Nee oppa. Terimakasih banyak eonni."

EpiphaniaWhere stories live. Discover now