Not Just Low Visioan

2.2K 144 21
                                    

Cat just want to say 'hai'
.
.
.

Burung burung terbang, udara pagi hari yang sejuk, dan beberapa orang dengan sepeda melewati kedai kopi yang masih dalam keadaan tutup.

Min yoongi, atau sering disapa suga pemilik sekaligus barista kedai kopi yang cukup ramai sedang membersihkan alat alat pembuat kopi disana.

Seluruh lampu memang sudah dinyalakan, tapi tulisan di pintu belum dibalik menjadi 'open'. Yah yoongi tau orang orang di kota itu sudah bisa membaca.

Kling...

Bell di pintu kedai kopi berbunyi, menandakan ada seseorang yang memasuki kedai kopi.

Yoongi mendongak, melihat siapa orang yang tidak membaca tulisan dipintu.

Berdiri disana, pemuda manis dengan sweater abu-abu besar dengan syal yang melilit lehernya.

Wow manis sekali gumam yoongi, dalam hati tentunya.

Namun yang dikeluarkan oleh mulut pedas yoongi lain,

"hei, apakah kau tidak membaca tulisan di pintu? Atau memang tidak bisa membaca? Kami masih tutup, pergilah dan kembali nanti"

Pemuda manis di depannya cukup tertegun,

"a-ah maaf, aku tidak baca. Aku tidak melihat tulisannya"

Yoongi mengangguk.

"emm.. Aku akan kembali nanti" pemuda itu pergi, dan akhirnya yoongi sadar pemuda tadi berjalan dengan membawa tongkat panjang dengan warna putih polos. Tanpa warna merah.

Yoongi terkejut, ia kembali memikirkan perkataannya tadi,

"hei, apakah kau tidak membaca tulisan di pintu? Atau memang tidak bisa membaca? Kami masih tutup, pergilah dan kembali nanti"

"aku kasar ya?" gumam yoongi

.
.
.

Pemuda imut yang diketahui bernama jimin itu sedang berjalan mengitari kota.

Ia hanya membuang waktu agar dapat ke kedai kopi itu saat sudah buka, ia malas pulang.

Karena kalau sudah pulang ia pasti malas keluar rumah dan berakhir tidak jadi beli kopi.

Jimin masih berkutat dengan pikirannya sendiri, hingga seseorang menabraknya dari belakang.

Tongkat jimin terhempas entah kemana, karena kehilangan tongkatnya jimin berusaha mencari dengan meraba raba jalanan.

"um.. Maaf, ini tongkat mu?"

"ah iya, terima kasih"

"kau tidak apa apa? Ada yang sakit?"

"a-aku tidak apa apa, tenang saja"

"sekali lagi aku minta maaf, aku pergi ya"

"um ya, silahkan"

Jimin menggenggam erat tongkatnya, lalu melanjutkan perjalanan yang ia sendiri tidak tahu akan kemana.

.
.
.

Yoonmin Oneshot / drabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang