CHP 2 : Plan

60.8K 1.2K 10
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

...

"Bagaimana?"

Tawaran Robert sukses membuat Nora sedikit tergiur.

Bagaimana tidak? Jika ia berhasil mendapatkan Arthur bukan hanya uang Robert yang masuk ke kantongnya, ia juga akan berpacaran dengan seorang pengusaha ternama di London. Disamping sikap kasar juga sombongnya Arthur Orlando dianugerahi wajah dan tubuh atletis yang amat mubazir untuk dilewatkan.

Dicoba dulu tak masalah, kan?

"Baiklah, aku terima tawaranmu."

Nora sontak membentuk seringai di bibir merah mudanya ketika otaknya menemukan ide bagus sebagai langkah pertamanya mendapatkan Arthur.

Dengan langkah tergesa, Nora menaiki anak tangga dengan senyum merekah di wajahnya. Rok ketatnya di buat agak naik hingga mencetak paha putih miliknya. Membuat Anne juga Robert terbengong menatap gadis itu menghilang.

"Apa yang dia lakukan?" Tanya Robert.

"Kau tanya aku, aku tanya siapa?" Sahut Anne.

.

.

.

.

Kini Nora berdiri manis di antara kedua pria yang tampak sibuk membahas sesuatu yang bahkan tak ingin Nora tau.

"Permisi tuan." Ujar Nora menarik perhatian kedua tamu spesialnya sebelum mengukir senyuman manis.

"Ya?" Jawab pria paruh baya di seberang Arthur.

"Maaf menganggu waktu berharga anda. Saya hanya ingin memberitahu bahwa kafe kami memberikan pelayanan istimewa sebagai bonus pemesanan meja khusus." Nora mencoba tetap memasang senyum di wajahnya walau hati sukses kesal oleh sikap acuh Arthur padanya.

"Berupa?" Tanya sang pria tua.

"Desert juga pelayanan khusus." Kepercayaan diri Nora meningkat ketika Arthur menoleh ke arahnya lalu beralih pada pria tua di depannya.

"Aku tidak suka makanan manis." Sahut Arthur.

"Koki kami cukup handal dalam melayani pelanggan yang menghindari gula. Tidak akan terlalu manis juga pahit, tanpa ekstrak kopi."

Nora memberikan penekanan pada kalimat akhirnya, membuat mata elang Arthur sedikit membelalak sebelum akhirnya memicing pada Nora.

"Kau tidak suka kopi, Orlando? Maafkan keteledoran ku dalam memesan menu."

Oh, jangan salah. Iris biru Nora cukup jeli untuk menangkap secangkir kopi yang bahkan tak tersentuh sedikit pun oleh Arthur. Jelas sekali bahwa pemuda itu tidak menyukai kopi.

Arthur berdeham singkat sambil mengangguk pada pengusaha itu, lalu menatap Nora dengan tatapan menantang. "Buktikan padaku jika koki andalan mu memang berbakat."

Egoistic 21+ [Finish]Where stories live. Discover now