CHP 11 : Time

41.9K 999 8
                                    

.

.

.

.

.

.

Hari berlalu dengan cepat. Ketika matahari muncul dan menengok dari celah jendela kamar Arthur yang kini menjadi miliknya ketika menginap, membuat Nora kembali menatap kenyataan bahwa dirinya hanya teman seks Arthur. Tidak lebih, dan mulai dari detik ini hingga 3 hari kedepan menjadi waktu Nora untuk mempertimbangkan semuanya. Bagaimana kehidupannya berakhir, ada ditangannya.

Nora menghembuskan nafasnya setelah menarik nafas dalam. Irisnya beredar mencari sosok Arthur. Semalam mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan cuddling. Bercerita tentang kehidupan Nora sambil memeluk atau sesekali mencuri satu dua ciuman. Layaknya pengantin baru yang kasmaran.

"Jika kau berdiam di sana terus kuanggap sebagai jawaban iya." Arthur muncul di balik pintu. Pria itu sudah lengkap dengan setelan kantornya. Rambut berantakannya sudah tersisir rapi dan bertambah tampan.

"Apa kau akan mengantarku?" Nora tersenyum sambil menyibakkan selimutnya. Berdiri dari kasur dengan piyama peach yang sewarna dengan bibirnya. Iris cerah Nora memandang Arthur yang masih setia bersandar di pintu.

"Tidak. Aku ada keperluan penting." Arthur mengalihkan pandangannya dari Nora. Entah karena tergiur dengan penampilan Nora atau menyembunyikan sesuatu dari sorot matanya. Nora lebih memilih mempercayainya yang pertama, karena enggan memikirkan hal lain saat otak sudah terasa penuh.

"Oh." Jawab Nora. Gadis segera memasuki single bathroom yang ada di dalam kamar. Meninggalkan Arthur yang masih di ambang pintu.

"Maafkan aku, Nora." Teriak Arthur dari luar, berharap gadis itu mendengar. Namun Nora hanya diam tersenyum tanpa menyahut. Nora memutuskan untuk segera membasuh diri dan keluar dari apartemen itu.

******

Kini Nora sudah kembali bekerja. Kebetulan hari ini ia mendapat shift malam bersama 2 pekerja baru yang Nora belum kenal dekat. Itu membantu Nora untuk melamun memikirkan langkah apa yang sebaiknya ia ambil tanpa perlu menjelaskan kenapa. Meninggalkan Arthur dan kembali ke kehidupan nyamannya. Atau bersama Arthur dan menjadi teman seksnya. Nora tak lagi memikirkan tantangan yang Robert buat, ia sudah masa bodoh dengan hal itu.

Tak dipungkiri jika Nora jatuh hati pada Arthur. Walaupun diluar Arthur terkenal dingin dan ketus, pria itu memperlakukannya dengan cukup baik. Mengingat cerita David tentang Arthur menambah poin plus baginya. Arthur bukan orang jahat, dia hanya tidak menyukai orang-orang yang menurutnya tidak berguna baginya. Pria itu hanya fokus pada dirinya dan orang-orang yang berkontribusi dalam kehidupannya.

Nora menatap cafe yang penuh pelanggan yang sedang menikmati waktunya. Jika Nora memilih bersama Arthur apakah mungkin ada kesempatan baginya untuk menjadi lebih dari teman seks? Akankah mereka menikmati waktunya berdua seperti anak remaja kasmaran lainnya?

"Aku tidak boleh berharap banyak." Gumam Nora.

Gadis itu memutuskan untuk berbalik dan menyibukkan dirinya dengan membersihkan meja. Apapun akan Nora lakukan untuk menghentikan dirinya yang mulai berhalusinasi.

******

"Tuan Orlando, anda memiliki tamu." Suara intercom kantor membuat Arthur menghentikan pekerjaannya. Pria itu meregangkan otot kakunya sebelum memijat pelipisnya yang mulai tegang.

"Siapa?" Tanya Arthur.

"Nona Charlotte Anderson, sir."

Mata Arthur memicing tajam. "Perlu berapa kali ku katakan untuk tidak mempersulit kedatangannya?! Suruh dia masuk sekarang!" Arthur menutup intercomnya kasar, pria itu segera berdiri dari kursi kebanggaannya dan berjalan mendekati pintu. Menanti kedatangan wanita yang paling ia tunggu.

Egoistic 21+ [Finish]Where stories live. Discover now