CHP 9 : Post Sex

98.2K 1.1K 4
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading!
<3

.

.

.

.

.

.

.

Nora mengerjapkan matanya berulang kali. Sinar mentari pagi itu terlalu silau baginya hingga ia menarik selimutnya untuk menutupi kepalanya. Oh, Nora baru menyadari bahwa kini ia telah dibalut gaun tidur toska yang tipis dan lembut. Penasaran, Nora segera bangun dan mendapati dirinya berada di kamar dengan furnitur di dominasi putih dan cream. Ranjang yang seingatnya dilapisi seprei abu-abu pun kini berubah menjadi sewarna coklat muda.

Nora pun segera turun dari ranjang, tubuhnya sedikit oleng karena nyeri menjalar di sekujur tubuhnya. Ah, Nora teringat malam panasnya dengan Arthur.

Gadis itu menggeleng keras menghilangkan bayangan mesum diotaknya, Nora buru-buru mendekati pintu untuk mengecek keadaan di luar. Jangan-jangan Nora berada di penthouse David lagi?

Namun ketika Nora membuka pintu yang ia dapatkan adalah dinding dengan cat abu-abu. Ini koridor apartemen Arthur. Samar-samar Nora mendengar suara seseorang dari ruang tamu. Tak ingin menduga-duga, Nora segera menuju ruang tamu, menemukan seorang pria dengan kaos oblong merah dan celana hitam berdiri membelakanginya.

Pria-Arthur-tampak sibuk berbicara dengan seseorang di telpon.

"Demi Tuhan, Dan! Kumohon kali ini saja. Kau tinggal bilang pada mereka kalau aku sedang sakit!" Pemuda itu tampak mengacak surai ravennya frustasi.

"Iya aku takkan pergi keluar. Mereka takkan melacakku sebegitunya, astaga!"

Sepertinya Arthur sedang meyakinkan seseorang. Apa itu rekan kantornya?

Tanpa sengaja Nora menyenggol vas yang berada di sampingnya, dengan gerakan cekatan ia memeluk vas itu agar tak terjatuh. Tapi suara gaduh itu berhasil menarik perhatian Arthur hingga menatap Nora.

"Iya aku mengerti." Ujar Arthur pada sang penelpon sambil terus menatap Nora yang mulai salah tingkah.

"Tidak, aku tidak di mansion. Aku di apartemen."

Nora yang menjadi objek tatapan Arthur hanya bisa menunduk malu sambil membawa rambutnya ke belakang telinga. Pemuda itu sama sekali tidak memberikan senyuman.

"Itu bukan urusanmu. Apapun yang terjadi kau tak ada hak untuk ikut campur tentang ini." Suara keras Arthur membuat Nora menoleh ke pemuda yang kini melempar ponselnya ke sofa.

"Um.. selamat pagi." Sapa Nora malu-malu.

Arthur melirik dari sudut matanya. Pria itu mengusap kasar rambutnya sebelum akhirnya berjalan cepat mendekati Nora. Arthur terus menatap Nora hingga gadis itu mengalihkan pandangan karena malu.

"Kenapa aku jadi begini?"

Nora yang mendengar gumaman lirih Arthur sontak menatap iris emerald Arthur. Mendapati Arthur yang menatapnya gelisah. Sebelum Nora berhasil mengucapkan sesuatu Arthur telah meraup bibir peach Nora dan menarik tengkuk wanita itu untuk mendekat kearah. Tangan Arthur bahkan menggelayar pada tubuh Nora dan berhenti di pantat sintal tanpa dalaman itu.

Egoistic 21+ [Finish]Where stories live. Discover now