CHP 12 : Talk

34.6K 911 1
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading
<3

.

.

.

.

.

.

"Refreshing dari apa? Arthur?"

Nora tersentak. Darimana David tahu tentang Arthur? Nora mencoba mengontrol dirinya, menarik nafas pelan untuk menenangkan dirinya. Jika Nora panik, semua rencananya bisa hancur.

"Arthur? Darimana datangnya nama itu?" Nora mengerutkan dahinya, membuat ekspresi tidak suka dengan batin yang berharap David tertipu.

"Oh, lalu jelaskan apa yang terjadi saat kau di club malam. Atau kemana perginya kau setelah itu." Ekspresi David mengeras dan tegang. Pemuda itu bukan pemarah, melihat David seperti ini tentu membuat Nora takut.

Nora memaklumi sikap protektif David. Pemuda itu sudah sebagai saudara baginya begitu juga sebaliknya. David pasti sangat khawatir namun tidak berani bertanya padanya. Bodoh sekali Nora bahkan tidak memikirkan perasaan David.

"Tidak ada yang terjadi di club." Ujar Nora dengan suara lirih.

Tiba-tiba pelayan datang dengan nampan penuh makanan yang masih hangat beserta minuman. Keduanya sontak menenangkan diri dan membiarkan pelayan melakukan tugasnya. Setelah itu pelayan membungkuk dan David tersenyum sambil berterimakasih.

"Makan. Kita lanjutkan nanti." Nada bicara David masih terdengar marah. Namun Nora tidak menyangkal atau bahkan marah balik, ia tau ini kesalahannya.

Makan malam mereka berjalan dengan hening. Hingga ketika Nora menghabiskan hidangan yang David pesankan, pemuda itu masih diam dan meminum anggurnya menunggu Nora memulai.

"David, dengar. Percaya padaku tidak ada yang terjadi di club." Nora mengintip malu-malu David. Rahang pemuda itu masih tegang.

"Jadi darimana kissmark itu berasal? Kau membuatnya sendiri? Hah, pintar sekali." Nada bicara David terdengar mengejek dan itu agak menyakiti hati Nora.

"Aku–aku tidak bisa mengatakannya. Bisakah kau menganggap itu ketidaksengajaan? Kumohon, David."

"Aku mempercayaimu, Nora. Sangat. Begitu pula pada Arthur, aku sangat menghormatinya. Aku tau kalian tidak akrab baik, dan aku tidak akan memaafkan Arthur jika dia menyakitimu." Setiap perkataan David diberi penekanan yang membuat nyali Nora semakin ciut.

"Tidak David. Tidak." Buru-buru Nora meluruskan pemikiran David, bisa bahaya jika kedua pengusaha kuat itu bertengkar karenanya.

"Jelaskan, please?" David memohon dan itu kelemahan Nora. Gadis itu menghembuskan nafas sebelum mengangguk pelan.

"Bisa kita pindah ke tempat yang lebih privasi?"

Suara mereka memang agak kecil, dan posisi duduk mereka yang agak jauh dari pelanggan lain membuat Nora agak lega. Tapi tetap saja, membahas hal seperti itu di publik agak aneh.

"Tentu. Tunggu sebentar."

.

.

.

Egoistic 21+ [Finish]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora