CHP 13 :

39.1K 864 5
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading!
<3

.

.

.

.

.

.

.

Entah hal apa yang membuat Nora melangkahkan kakinya menerobos London yang masih sepi di pagi buta menuju suatu tempat yang baru sekali ia datangi. Cukup mudah mengingat tempat itu karena hanya tempat itulah yang memiliki ornamen khas serupa kaca menghiasi lobby utama mereka. Sekali menyebutkan orang-orang sudah tau tempat itu.

Kakinya melangkah cepat menuju lift, menekan angka yang sesuai dengan ID CARD emas yang ia bawa. Hanya butuh beberapa menit untuk lift membawanya menuju lantai yang ia tuju. Koridor masih begitu sepi dan dingin, namun Nora nekad berjalan menuju ruangannya dengan tanda "124". Tangannya bergerak cepat menempelkan ID CARD pada sensor, membuka kenop pintu lalu menutupnya. Tubuhnya bersandar di pintu, nafasnya mendadak terengah hanya karena membuka pintu. Jantungnya berdetak dengan begitu kencang hingga Nora hampir mendengarnya.

"Oke, mungkin kita harus cari saklar dulu." Nora menggerakkan tangannya meraba-raba dinding. Terakhir kali kesini, Nora ingat saklar ada di dekat pintu.

Klik

Ah, benar. Ruangan itu langsung terang oleh lampu yang di gantung di atas tengah. Iris birunya menatap sekeliling, mengingat-ingat segala hal yang Nora lalui di ruangan ini. Bibirnya tersenyum. Nora merogoh celananya untuk mencari ponsel, jemarinya menekan kamera lalu menangkap gambar ruang tamu dari sudut pandang ia berdiri, dan mengirimnya ke nomer yang sengaja tidak ia simpan.


Waiting for you, master

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waiting for you, master.
N. M.

Nora tidak akan menyesali pilihannya. Tidak. Nora terus memastikan dirinya telah memilih hal yang tepat. Mungkin Nora perlu bersembunyi atau bahkan menutupi kehidupannya tapi ia tak masalah. Asalkan Nora mendapatkan Arthur, Nora mau loncat ke jurang sekalipun. Biarlah Nora diejek tak punya harga diri atau apapun, Nora sudah terobsesi oleh Arthur. Dan Nora akan membuat pria itu jatuh seutuhnya ke pelukannya. Egois? Biarkan saja.

Usai mengirim pesan singkat pada Arthur, Nora segera melempar tas bawaannya ke sofa lalu berjalan masuk ke koridor apartemen itu. Arthur memang memberinya cadangan kunci apartemen, tapi pria itu tidak memberinya kunci ruangan selain kamarnya dan kamar seks mereka. Agak mengecewakan, tapi Nora tidak keberatan tentang hal itu. Mungkin pria itu memiliki suatu ruangan yang penuh rahasia dan tidak ingin Nora ketahui.  Well, mungkin kelak Arthur akan memberikan apartemen ini padanya seutuhnya.

Egoistic 21+ [Finish]Where stories live. Discover now