Bagian Dua

5.6K 747 65
                                    

Takdir yang Mengikat

    Eunha menunduk dan menatap kosong pada buku yang berada di pangkuannya, sudah beberapa hari ini hanya itu yang dia lakukan. Seakan melamun sudah menjadi rutinitasnya. Pikiran nya sangat kacau saat ini.

    Tahun ini Eunha sudah melewati hari kedewasaannya, delapan belas tahun adalah umur yang cukup untuk sebuah pernikahan, tetapi kejadian di masa lalu tentu tidak pernah bisa dihapuskan. Status tidak lagi jadi penentu, ayahnya yang seorang Count tidak bisa melakukan apapun untuk menutupinya, seorang anak korban penculikan, dengan kondisi kejiwaan yang agak terganggu, siapa yang mau menikahi wanita dengan masa lalu buruk seperti Eunha? Bahkan berkomunikasi dengan orang lain saja sangat sulit untuk nya.


    Dirinya tidak bisa menikah, itu adalah hal yang Eunha ketahui, tetapi semua berubah saat seorang laki-laki datang dengan sebuah surat berisi perjanjian tentang pertunangan, dengan banyak hal yang Eunha takutkan, dia terbiasa berada di lingkungan yang tenang tanpa masalah, bertahun-tahun hanya berada di rumah membuat Eunha menjadi pribadi yang tertutup.


    Menjadi wanita yang lahir dari kalangan bangsawan tentu saja dituntut untuk menjadi sempurna tanpa cacat, bahkan sebuah luka kecil pun akan menjadi pertimbangan berat saat menikah, bagi Eunha, laki-laki itu hanya makhluk egois yang saling menjatuhkan untuk berebut kekuasaan, bahkan hanya untuk mendapatkan wanita saja mereka bisa saling melukai dan membunuh.


    Lagi-lagi Eunha menghela napas berat, dia tidak ingin meninggalkan rumah, apa lagi hanya untuk menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkan dirinya.

     "My lady. Ada kiriman dari kediaman Duke Jeon."

    Membuat Eunha menoleh, wanita paruh baya yang selama ini melayaninya sedang berdiri tidak jauh dari tempat Eunha duduk, lalu pandangan nya beralih untuk melihat ke atas, langit sudah mulai gelap, sepertinya akan turun hujan, bahkan Eunha tidak tahu sudah berapa lama dirinya duduk melamun di kebun belakang rumahnya.


    "Tuan Duke mengirimkan apa lagi?" tanya Eunha dengan nada tidak terlalu peduli.

    "Tuan Duke mengirim banyak barang sepertinya dan ...."

    "Dan adikku pasti sudah membukanya bukan?" tanya Eunha agak mencibir.

    "Nona Yein sangat penasaran dengan isi hadiah-hadiah yang tuan Duke berikan untuk anda."

    Perempuan itu menaikkan sudut bibir kanannya. "Itu bukan untukku, itu untuk Yein." Eunha bangkit dari duduknya lalu merapikan bagian bawah gaun yang dia pakai.

    "Apa maksud anda my lady?"

    "Laki-laki itu mengirim hadiah karena Yein memintanya dan semua pasti karena bujukan wanita jalang itu!"

    Pelayan itu tersentak kaget saat melihat nona muda yang selama ini dia layani mengumpat dan mengatai ibu tiri nya.

    "Aku hanya dimanfaatkan!"

    Eunha berjalan dengan langkah cepat, dia benar-benar muak, mereka kira karena siapa Eunha sampai harus mengurung diri di rumah? Karena siapa dia harus di jauhi oleh orang-orang! Karena siapa dia sampai dikatai tidak waras! Eunha tahu ibu tirinya penyebab semua itu, bahkan Eunha tahu, dia tidak diculik! Ibu tirinya yang mengirim Eunha ketempat para penculik itu agar semua perhatian ayahnya hanya untuk wanita jalan dan anak nya itu!

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Where stories live. Discover now