Bagian Dua Puluh Lima

4.4K 665 102
                                    

Happy 6k vote gaesss yuhuuuu
Budayakan vote sebelum baca ya!

~~~~~~

    Saat kalian sadar jika kalian mencintai orang yang salah, apa kira-kira yang akan kalian lakukan? Atau jika kalian tahu orang yang kalian cintai mencintai orang lain, namun disaat yang bersamaan, kalian dan orang itu harus menikah karena sesuatu hal yang tidak bisa di batalkan.

    Jika pergi atau melupakan bisa semudah itu dilakukan, mungkin tidak akan ada orang yang perlu merasakan yang namanya sakit hati.

    Menjadi egois? Sekarang mungkin bukan hanya hati kalian yang terluka, tapi akan ada banyak hati yang terluka karena keegoisan untuk memiliki sesuatu yang mungkin sebenarnya bukan hak kalian.

    "My lady, kita sudah sampai."

    Yerin tersadar dari lamunannya, lalu menoleh ke arah jendela mobil yang ada di sebelah nya, sebuah rumah mewah yang mungkin akan terlalu berlebihan jika Yerin tempati sendiri.

    Dia turun dari mobil bahkan sebelum, pengawal pribadinya itu membuka kan pintu, sorot mata perempuan itu berubah.

    "Kamu sudah sampai lebih dulu?"

    "Dua minggu kamu tidak ada kabar sama sekali, bagaimana aku tidak cepat-cepat datang kemari, saat kamu meminta aku datang."

    Yerin menganggukkan kepala, lalu menoleh ke arah lain. "Aku dengar sebentar lagi akan ada yang menikah? Semoga kamu bahagia."

    Perempuan bersurai pendek itu tersenyum. "Terimakasih nona Vareez."

    "Jadi ini rumah baru mu kak? Apa laki-laki itu tidak datang?" tanya Yuna sambil melihat ke sekeliling bangunan itu.

    "Entah lah, aku juga baru pertama kali datang ke sini, dia hanya meminta aku untuk melihat apakah tempatnya nyaman atau tidak."

    Sowon melipat kedua tangannya di depan dada. "Mungkin tempat ini memang nyaman, tapi bukanya ini agak keterlaluan? Tempat ini sangat jauh dari kediaman Duke yang sebenarnya, apa kira-kira yang akan dikatakan orang lain?"

    Yerin hanya tersenyum kecut. "Apa pun yang mereka katakan aku tidak peduli, mereka hanya mengatakan apa yang mereka lihat, tapi tidak merasakan, apa yang aku rasakan."

    Sowon mendengus, perempuan itu lalu merangkul teman baiknya itu. "Ingat Yerin, kamu adalah perempuan kuat, berbahagialah dengan cara yang kamu pikir itu yang terbaik. Kamu juga harus tahu banyak orang yang akan selalu mendukung kamu."

    Yerin menaikkan kedua sudut bibirnya, lalu menganggukkan kepala. "Terimakasih."

    "Hei kami masih ada di sini! Jangan bisik-bisik berdua saja!" ucap Yuna kesal, namun Eunha yang di sebelahnya langsung menyenggol pelan lengan perempuan itu karena tidak bisa membaca situasi..

    "Sudahlah, ayo kita masuk. Aku ingin beristirahat sebentar," ajak Yerin.

    Akhirnya mereka berempat duduk di ruang tamu diantar oleh pelayan yang ada di sana.

    "Bukankah jumlah pelayan di sini terlalu banyak? Kamu kan hanya tinggal sendiri?"

    "Entahlah ... tunggu sebentar, aku aku harus mengangkat telepon." Yerin menatap ponsel yang berada di genggamannya, lalu berjalan keluar dari ruang tamu.

    Saat berada di jarak yang cukup jauh, barulah Yerin mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya.

    "Halo?"

    "Kamu sudah sampai? Kenapa tidak menghubungi aku?"

    Yerin melipat bersandar pada dinding. "Karena tanpa saya harus beritahu, anda sudah mengetahuinya lebih dulu."

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Where stories live. Discover now