Bagian Empat

4.9K 666 34
                                    

    "Antar dia ke kamarnya, aku harus pergi ke istana," ucap Duke Jeon lalu dia melangkah pergi begitu saja, meninggalkan Eunha dan para pelayan yang kebingungan.

    Padahal baru beberapa saat lalu mereka sampai di kediaman Jeon, apa laki-laki itu tidak lelah setelah setengah hari perjalanan, dan sekarang dia ingin pergi ke istana.

    Ya bukan urusanku juga sih

    Eunha memilih untuk tidak menghiraukan apa yang laki-laki itu lakukan, karena untuk sekarang yang paling penting adalah membangun Benteng pertahanan di dalam rumah ini.

    "My lady, sudah waktunya makan siang. Anda ingin makan terlebih dahulu atau ingin beristirahat saja?"

    "Aku ingin istirahat, tapi aku juga kelaparan. Apa makan siang ku bisa di antar ke kamar saja?" tanya Eunha, sepertinya dia terlalu banyak menuntut.

    "Tentu my lady, kami akan melakukan seperti yang anda minta."

    "Terimakasih."

    "Anda tidak perlu berterimakasih my lady, itu sudah tugas kami. tolong jangan terlalu formal."

    Eunha tersenyum, "Semua orang yang sudah bekerja keras harus menerima ucapan terimakasih. Kalau begitu apa aku bisa minta diantar ke kamar sekarang?"

    "Silahkan ikuti saya my lady."

    Eunha mengedarkan matanya, bangunan kediaman keluarga Jeon benar-benar megah, Eunha yakin semua perabotan yang ada di sini, pasti memiliki harga yang tidak mungkin bisa di jangkau oleh bangsawan biasa.

    Tapi entah kenapa seperti ada yang kurang, tempat ini terasa kosong, padahal para pelayan banyak yang sedang beraktivitas. Tapi rasanya tetap kosong.

    Setidaknya tempat ini tidak ada dua wanita ular itu, dan menghadapi Duke Jeon mungkin tidak akan terlalu sulit.

    "My lady, ini adalah kamar anda."

    Eunha buru-buru menoleh, "Di sini? Tapi bukankah ini masih paviliun utama? Aku kan sekarang hanya tamu?"

    "My lord, mengatakan anda akan langsung menempati kamar Duchess."

    "Kamar Duchess, tapi aku kan ...," Eunha sebenarnya bingung tapi sepertinya dia terlalu malas mengatakan apapun, "Baiklah, aku akan beristirahat terlebih dahulu, jika nanti aku menginginkan sesuatu atau bantuan bagaimana aku memanggil kalian?"

    "My lady, para pelayan akan bergantian untuk berjaga di depan kamar anda."

    "Ah? Baiklah, terimakasih."

    Eunha masuk ke dalam kamar yang mulai hari ini akan dia tempati, dia bahkan tidak membawa apapun dari rumah. Laki-laki itu benar-benar hanya membawa dirinya saja.

    Eunha mencoba berkeliling kamar, perabotan di dalam sini sama mewahnya dengan di luar. Lalu Eunha mengecek lemari besar yang ada di sana, dan Eunha benar-benar terkejut saat melihat isi di dalamnya. Banyak gaun yang sudah mengisi lemari itu.

    "Apa ini milik Duchess sebelumnya? Tapi gaun-gaun ini terlihat baru. Apa mungkin ini sengaja diisi karena mungkin tuan Duke sering membawa gadis-gadis untuk bersenang-senang?" Eunha tanpa sadar mengangguk menyetujui ucapannya sendiri, dia seolah paham dengan jalan pikiran laki-laki itu.

    Jadi dia memutuskan untuk menutup kembali lemari itu, dan berjalan menuju ranjangnya. Eunha bersandar pada kepala ranjang. Lalu membuka ponselnya.

    Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan juga pesan dari temannya.

    Eunha menekan nomor tersebut, lalu menunggu beberapa saat sampai panggilan itu di angkat.

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Where stories live. Discover now