Prolog

57.3K 1.9K 213
                                    

Selasa, 7 April 2020
Happy Reading

Selasa, 7 April 2020Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prolog yang hot hot dulu

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Banyak orang yang malas untuk berangkat sekolah. Entah itu tidak mau sekolah atau selalu telat berangkat. Tapi tidak untuk seorang manusia bernama Casyla Cabella.

Ia selalu senang kalau setiap bangun pagi itu hari Senin sampai Sabtu. Kenapa? Karena ia bisa ketemu sama guru gantengnya.

Pagi-pagi mandangin wajahnya di loby sekolah. Terus papasan waktu di lorong. Haduhhh, Intinya bahagia deh berangkat sekolah. Hitung-hitung cuci mata gratis.

Sama seperti hari ini. Ini hari Selasa. Cyla turun dari motor lalu salim ke mamanya yang mengantar ke sekolah.


"Sekolah yang pinter. Belajar yang bener."

"Siap, Ma."

Selalu seperti itu setiap mau masuk sekolah. Dan sepertinya hari ini Cyla lumayan beruntung.

Baru saja jalan berapa langkah di lorong, ia langsung melihat guru ganteng itu berjalan berlawanan arah dengannya. Dengan kata lain, bentar lagi dia bakal lewat di samping Cyla.

Duh ... jantung Cyla sudah jangan ditanya lagi deh. Sudah tuing-tuing. Nanti kalau lepas gimana ya? Mmm ... tapi kan nanti kalau lepas Cyla bakal pingsan.

Terus nanti digendong dong sama guru ganteng. Aaa... kalau gitu Cyla pura-pura pingsan saja kali ya?


Saat guru ganteng itu sudah dekat dengannya, Cyla langsung menyapa guru itu tapi ....

"Pak, selamat pagi," ucapnya sambil tersenyum sangat ramah.

Guru ganteng itu hanya melirik sekilas ke arah Cyla tanpa memberhentikan langkahnya. Apalagi membalas sapaannya. Cyla hanya mengelus dada.

Sudah biasa itu mah. Memang setiap murid yang menyapa guru ganteng itu gak pernah dia jawab sapaannya. Senyum saja enggak. Tapi tetap saja semua murid kalau ketemu dia pasti menyapa. Berharap kali ya. Barangkali disenyumi.

Cyla melanjutkan langkahnya ke arah kelas. Saat sudah sampai di dalam kelas, telinganya langsung dipenuhi oleh suara-suara penghuni kelas yang ribut. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu.

Cyla menaruh tasnya dengan asal dan langsung ikut duduk di salah satu meja yang ramai itu.

"Pada ribut kenapa sih?" tanyanya.


"Ada berita yang lagi hot nih hari ini," ujar salah satu temannya bernama Dilla.

"Iya, kamu sudah tahu belum?" sahut teman satunya yang bernama Stella.

"Belum. Aku baru datang. Emang ada apaan?"

"Tadi aku gak sengaja dengerin omongan guru-guru. Katanya Pak Raffi yang gantengnya minta ampun itu mau pindah." Kali ini Clara yang berbicara.

Cyla hanya diam mendengar ucapan Clara. Entahlah, dadanya terasa sesak saat mendengar kabar tersebut. Ada rasa-rasa tidak ikhlas jika ia tak bisa melihat guru gantengnya lagi.

"Woy... ngelamun aja."

"Hehe... gak ikhlas saja guru gansku harus pindah."

"Pasti semuanya gitulah. Moga saja ini cuma angin lalu. Hoax."

Cyla hanya mengangguk samar. Dalam hati ia berdoa jika hal itu tidak akan terjadi.

☆☆☆



Cyla sedang mencatat materi untuk ulangan jam berikutnya. Dan sepertinya gadis itu kurang beruntung.

Kemarin Kepala Sekolah mengumumkan jika Raffi benar-benar pindah dari sana dengan alasan yang tidak disebutkan.

Banyak teman-teman Cyla yang bertanya kepada guru-guru lain tentang ke mana pindahnya Raffi. Tapi tak ada satu pun yang tahu. Entah memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.

"Heeeeeiiii... aku denger kabar niih."


Semua siswa di kelas Cyla langsung melihat ke arah Stella yang baru saja masuk kelas.

"Kenapa?"

"Kan tadi aku bantuin Bu Kay buat masukin nilai di raport. Terus aku ngelihat ada berkas-berkas guru pindahan dan aku nemu punya Pak Raffi."

Setelah kata Raffi disebut, semua siswa dikelas itu langsung mengerubungi Stella.

"Pak Raffi kenapa?"

"Dia pindah kenapa tho?"

"Ke mana?"

"Sekarang dia guru di mana?"

Seketika kelas menjadi ribut. Memang ya, pesona guru yang satu itu tidak bisa diabaikan.

"Diam dulu. Aku baca cuma sekilas doang. Pak Raffi sekarang jadi dosen."

Nah sekarang Cyla yang jadi kepo. "Dosen di mana?" Stella hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Cyla.

"Sudah-sudah. Sekarang lanjut belajar sajalah. Bentar lagi ulangan."

Semua siswa langsung kembali ke tempat duduk masing-masing. Tentu saja Cyla sangat menyayangkan hal ini. Karena selama ini ia belum pernah sekalipun diajar oleh guru yang memiliki paras di atas rata-rata itu.


_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Cerita kedua aku

Vote ya. Semakin banyak vote semakim cepet aku up.

Semoga suka

~^~AsylaChrystal~^~

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now