18. Bye Bye Emily

12.9K 1K 33
                                    

Kamis, 25 Juni 2020

Happy Reading :)

I think ini part terpanjang di MCS

Hadiah buat 4K Viewers (edited) ups.. aku nulis part ini waktu MCS baru 4k and malah sekarang waktu aku mau publish part, ini udah 5K... gimana gak seneng?

And then rasanya aku pengen Pak Raffi buat dengerin lagu di mulmed deh biar dia gercep sebelum Cyla ada yg ambil //ketawa jahat//

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Kini sudah satu minggu berlalu sejak kejadian menegangkan di apartemen Cyla. Sekarang mereka tengah duduk manis di kursi kelas menunggu dosen matkul masuk. Dan kebetulan, mereka berempat sekelas.

Cyla duduk dengan Elena di kursi pojok kanan urutan ke dua. Sedangkan Dilla duduk di belakang Cyla dan Elena sendirian. Biasanya bersama Emily, tapi sampai saat ini Emily belum kelihatan batang hidungnya.

Kelas yang semula ramai tiba tiba menjadi hening saat Miss Kayla masuk. Mereka tidak memanggil Kayla dengan nama belakangnya karena Kayla belum menikah. Dan juga,, ia merupakan anak yatim piatu. Sejak kecil ia dibesarkan di panti asuhan.

Miss Kayla sendiri baru berumur 25 tahun. Hebatnya ia sudah bisa menjadi dosen. Cara mengajarnya yang tidak menggunakan emosi (gak kayak Raffi) membuat ia menjadi salah satu dosen favorite di Alerium University.

Kelas hari ini berjalan seperti biasa. Tapi ada yang kurang, Emily tidak hadir. Tidak biasanya ia seperti ini. Setelah kelas selesai, Cyla langsung keluar dari kelas dan bergegas untuk pulang ke apartemennya.

Cyla memilih turun ke lantai 1 menggunakan tangga. Hitung hitung olahraga. Jika akan menggunakan tangga Cyla harus melewati ruang dekan terlebih dahulu. Terlihat dari kejauhan pintu ruangan dekan sedikit terbuka.

Awalnya Cyla tidak berminat untuk nguping, tapi melihat terdapat Emily yang sedang duduk di hadapan dekan membuat Cyla mengerahkan seluruh kemampuan indra pendengarannya untuk menguping pembicaraan mereka.

"Alasannya?" Dekan kampus Cyla berbicara dengan nada suara mengintimidasi.

"Kakek saya sebulan yang lalu meninggal. Jadi ayah saya harus mengambil alih perusahaan yang ada di Indonesia." Emily berbicara lirih.

"Sudah memutuskan untuk pindah ke mana di Indonesia?"

"Sudah."

Hening beberapa saat.

"Kalau begitu surat kepindahan akan segera diurus."

Deg.

Suara dekan yang masuk indra pendengaran Cyla membuat Cyla menganga tak percaya. Emily akan pindah???

"Menguping itu tidak baik." Melihat Cyla yang sangat fokus membuat Raffi jadi ikutan melongok ke dalam ruang dekan.

"Ssstt... ini penting. Kalau gak penting ngapain juga saya nguping." Cyla berbicara tanpa melihat siapa yang diajak bicara. Setelah sadar....

"Eh..." Dengan secepat kilat Cyla menengokkan kepalanya ke arah kanan tempat Raffi menapakkan kakiknya sambil menatap horror.

"Baik. Jika seperti itu, saya permisi." Emily berdiri dari duduknya lalu memberi salam kepada dekan.

Raffi kontan melotot saat melihat Emily yang berdiri dan akan berbalik keluar ruangan. Raffi langsung berlari sejauh jauhnya dari ruang dekan. Cyla yang kaget dengan situasipun langsung ikut berlari mengikuti Raffi.

Mereka berdua berhenti berlari saat dirasa mereka sudah cukup jauh dari ruang dekan. "Pak....." nafas Cyla terengah engah, "bapak kenapa... lari?"

Raffi memandang Cyla dengan sorot aneh, "terus mengapa kamu ikut lari?" Nafas Raffi juga sama terengah engah seperti Cyla. "Saya kaget ngelihat bapak lari, saya pikir ada apa apa. Jadi saya ikutan lari lah."

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now