14. Merasa Bersalah

12.8K 991 41
                                    

Sabtu, 30 Mei 2020
Happy Reading :^

Ni aku nulisnya sambil dengerin lagunya Dua Lipa ft. Blackpink yang Kiss and Make Up

_♤_♤_♤_♤_♤_♤_♤_♤_♤_♤_

Cekrek.

Raffi keluar dari kamar mandi dengan kaos hitam dan celana pendeknya. Bajunya yang ngepas membuat tubuh eighpacknya tercetak jelas. Siapa saja yang ngelihat pasti ileran.

Matanya kontan melotot melihat ada orang yang tertidur di kasurnya. Raffi mendekat ke arah kasur. Itu Cyla. Raffi keluar kamar lalu melihat ke arah sofa. Kosong.

"Allaeric...!" Geramnya.

Rencananya setelah mandi ia akan memeriksa hasil kerja mahasiswanya yang dikirim melalui e-mail sambil tiduran dikamar. Tapi rencana hanyalah wacana.

Jadi dengan malas ia mengambil laptopnya dan menaruhnya di meja depan TV. Biarlah ia mengecek tugasnya di ruang tamu. Gak mungkin toh mau sambil tiduran di samping Cyla?

_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•_•__•

"Euugghh..."

Cyla mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Menatap sekeliling, gadis itu terdiam sejenak.

Ini bukan kamarnya.

Cyla duduk di tepi ranjang. Mengamati setiap sudut kamar yang ia tempati sampai Netranya menatap ke arah 'sesuatu' yang tergeletak di lantai.

Cyla berdiri dan mengambil sempak warna biru tua yang tergeletak di depan kamar mandi. Cyla terkikik geli.

"Punya sapa nih.."

Bahkan ia sampai lupa untuk mencari tahu dimana ia sekarang karena fokusnya hanya tertuju pada sempak yang ada di tangan kanannya.

Ceklek.

Cyla menatap ke arah pintu yang terbuka menampakan tubuh Raffi yang mematung melihat apa yang dipegang mahasiswinya.

Cyla mengikuti arah pandang Raffi. Bola matanya seketika membulat. Ia melihat ke arah Raffi dan sempak itu secara bergantian.

"Eee.. ini... punya.. bapak?" Tanyanya terbata.

Kesadaran Raffi kembali. Ia langsung merampas benda pembungkus aset masa depannya dari tangan Cyla.

"Fuuyuuu... ternyata punya bapak. Ukurannya gede juga. Kita kira isinya gede juga gak ya?" Ujar Cyla sambil membayangkan seberapa besar aset masa depannya Raffi.

Pletak.

Raffi menjitak pelipis Cyla karena pertanyaan absurdnya. Cyla yang tersadar dengan pertanyaannya tadi seketika menjadi malu.

"Goblok nih mulut. Bisa bisanya ngomong kek gitu." Batinnya.

"Hahh.. aku siapa? Aku dimana?" Ucapnya seperti orang bego untuk menghilangkan malunya.

Raffi tak memperdulikannya. Ia langsung melempar 'sesuatu' itu ke keranjang cucian.

Tersadar ini bukan unit apartemennya, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya. "Saya dimana?"

Raffi tak menjawab. Ia malah keluar dari kamarnya. Cyla yang memang masih lemas untuk berjalan akhirnya kembali duduk di kasur dengan kepala di sandarkan ke dipan ranjang. Matanya ia tutup untuk mengurangi rasa pusing yang tiba tiba menjalar di kepalanya saat cahaya masuk ke retinanya.

Wajahnya seperti mayat hidup. Kulitnya yang memang putih pucat ditambah bibir yang warnanya hampir menyamai kulitnya. Heyy jangan lupakan matanya yang sayu seakan tak memiliki semangat hidup. Heran.. masih sakit aja masih bisa ketawa pas ngambil sempaknya Raffi.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now