8. He's Hot

14.4K 952 10
                                    

Rabu, 29 April 2020
Happy Reading :)

~Vote~Sebelum~Membaca

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Aku menghentikan langkahku. Mataku membulat sempurna melihat sesuatu yang sedang terjadi di ruangan ini. Rasanya membuatku.........panas?

"Ngapain berdiri disitu? Duduk."
Aku langsung duduk di kursi yang ada di depan meja pak Raffi. Masih syok aku.

Kalian mau tau apa yang bikin aku syok? Pak Rafael telanjang dada cuuuyy. Padahal ini masih dikampus. Dan pak Raffi udah ngelepas jasnya menyisakan kaos hitam yang ngepas di badannya . Sixpacknya ngecapp eeuuyy.

Gimana gak panas coba? Aku ada di antara dua manusia hot yang masih telanjang dada.

Pak Raffi mengambil tumpukan folio kuis tadi ditambah milik kelas lain. Aku duduk gelisah di kursiku. Panas. Udah cuacanya panas ditambah dua manusia hot ini.

"Aku selalu lupa untuk menservis AC." Ujar Pak Raffi kepada Pak Rafael.

Pak Rafael mengangkat kedua bahunya. Lalu netranya menatap ke arahku.

"Wah.. siapa namamu gadis kecil?"

"Casyla."

Pak Raffael mengangguk ngangguk. Aslinya mana mau lah aku dipanggil gadis kecil. Pak.. saya udah besar kali ya. Situ matanya kayaknya rabun deh.

"Maaf ya ruangan ini sangat panas. ACnya harus di benerin." Ujarnya sambil mengipas ngipas keringat di tubuhnya dengan buku.

Shit. Tolongin... aku gakuat lama lama disiniii.

Pak Raffi mungkin menyadari ketidak nyamananku karena ulahnya dengan pak Rafael.

"Pakai bajumu. Kau membuatnya panas." Ujarnya dengan seringai mengejekku.

Whatt?? Gausah kejujuran juga kali pakkk. Ya tuhaannn. Ketahuan aku lagi panassssss. Diaduin lagi. Mau taruh mana mukaku.

"Gak kok pak. Gapapa. Lumayan saya bisa cuci mata gratis." Wehh muluttt. Kamu ngapain ngomong kek begituu. Malu malu malu.

Pak Rafael tertawa mendengar penuturanku. Ga salah kan aku? Sedangkan pak Raffi melotot ke arahku. Matanya seakan menembus tubuhku.

"Tau tuh Raffi. Makanya punya cewe sana. Biar tau yang disukain cewe tuh apa." Dah lah males.

"Bapak kenapa manggil saya?"

"Katanya minta hadiah."

Aku mengangguk pasrah. Iyaiya aku galupa kalau dia itu devil. Kejam dan jahat.

"Rumahmu dimana?" Tanya pak Rafael. Pak Rafael tuh kata orang orang kampus memang care sama mahasiswanya. Bahkan kalo diluar kampus mahasiswanya disuruh nganggap dia sebagai temannya. Nah King Devil? BIG NO.

"Apartemen Salltana." Ujarku tak lupa dengan senyuman semanis mungkin.

"Wahh.. sama kaya devil ini."

BRAAAKKK

Pak Raffi meletakkan setumpukan folio dengan kasar di hadapanku.

"Setelah ini kau ada kelas?" Tanyanya. Aku menggelengkan kepala.

"Ini hadiahmu. Bawa pulang. Koreksi dirumah." Aku membulatkan mataku sempurna. Banyakk bangett kek gitu. Padahal niatnya hari ini mau jalan jalan.

Tapi gaada pilihan lain selain MENERIMA. Aku mengambil setumpukan folio itu dan memasukan ke dalam tote bagku.

"Kalau tidak ada keperluan lagi saya permisi pak." Hihihi... jarang jarang aku make bahasa formal kek begini. Pak Raffi mengangguk. Aku mengalihkan pandanganku ke arah pak Rafael.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now