22. Pukulan Telak

13.2K 1K 142
                                    

Rabu, 8 Juli 2020

Happy Reading

PART INI PUANJANG BUANGET

JADI BERBAHAGIALAH ;)

Komennya dong... aku seneng kalau kalian bersedia komen... apalagi yang lucu lucu 😊

Sepertinya lagu di mulmed sangat cocok untuk part ini...

Kemaren kurang greget gak? Atau mau yang lebih greget? Mungkin part ini bisa menuntaskan rasa gregetmu...

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Hari ini, adalah hari yang ditunggu tunggu seluruh keluarga besar Cyla. Tapi tidak dengan Cylanya sendiri, menurutnya ini adalah hari tersial sepanjang masa.

Karena hari ini adalah hari pernikahan kakaknya.

Walaupun tidak membawa gandengan, Cyla tetap nekat untuk pulang ke Indonesia dan menghadiri acara pernikahan kakaknya sambil berharap jika nanti di sana ia bisa meminta bantuan keluarganya agar tetap diizinkan untuk pulang walaupun tidak membawa calon mantu untuk mama.

Ayahnya? Tidak bisa di harapkan. Ia selalu mengikuti setiap keinginan Mama Cyla. Ayahnya itu jenis suami takut istri.

Cyla mengambil jadwal penerbangan jam 11 pagi. Aslinya hari ini Cyla ada kelas jam 8 pagi, tapi karena malas pecicilan, jadilah ia membolos saja. Ia juga tidak memberi kabar ke siapapun jika ia akan pulang ke Indonesia hari ini.

Dan kini, ia sudah menginjakkan kaki di tanah air tercinta, Indonesia. Ia menghentikan taxi yang lewat untuk mengantarnya menuju hotel.

Hotel? Iya.

Cyla gak berani pulang ke rumah. Biarlah nanti ia hanya setor wajah saat di pernikahan Kakaknya lalu langsung ngacir kembali ke Singapura sebelum didepak dengan tidak terhormat oleh ibu negara.

Sesampainya di hotel, ia langsung masuk ke dalam kamar dan tiduran di bed yang empuk. Ia memejamkan mata. Mengistirahatkan otaknya yang pusing karena memikirkan bagaimana nasibnya jika ia tidak boleh pulang kembali ke Indonesia.

Walau hati kecilnya masih berharap ada saudaranya yang mau membelanya nanti saat di depan mamanya, tapi itu tetap saja tidak bisa diandalkan.

Hanya itu? Tentu saja tidak!

Cyla tidak membawa satupun baju yang bisa ia kenakan untuk datang ke pernikahan. Lebih tepatnya, bajunya ada di rumahnya. Rumah di Indonesia. Mau tak mau Cyla kembali keluar dari hotel untuk membeli satu dress yang pantas untuk ia kenakan.

Untung saja ia masih memiliki sisa uang yang diberikan ayahnya bulan lalu.

Dengan langkah berat Cyla berjalan turun ke lobby hotel lalu naik taxi untuk menuju ke mall.

Saat di dalam taxi, ia memutuskan untuk menyalakan ponselnya yang sedari tadi malam ia matikan. Ngenesnya, tidak ada satupun pesan yang masuk.

Bahkan keluarganya pun tidak ada yang mengirimkannya pesan untuk sekedar mengingatkan jika hari ini adalah hari pernikahan kakaknya.

Cyla jadi yakin jika ia menghilang, tidak akan ada seorangpun yang mencarinya.

"Ck, pasti Pak Raffi di sana kesenengan karena gak ada aku!" Gerutu Cyla.

"Untung aja monster bedak udah bisa ku depak! Tapi pasti masih banyak cewek-cewek yang ngerubungin Pak Raffi kayak lalat!" Cyla menendang nendang jok depan mobil yang kosong untuk menyalurkan emosinya.

Karena terlalu asyik menggerutu, Cyla tak sadar jika ia sudah sampai di pelataran Mall jika saja sang supir taxi tidak menegurnya.

Semasuknya di Mall, ia langsung berjalan ke arah salah satu butik langganannya dulu. Saat masuk ke dalam butik tersebut, Cyla langsung disambut ramah oleh pegawai butik yang memang mengenalnya.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now