9. Tenggelamkan Dia!

13.6K 1K 48
                                    

Minggu, 3 Mei 2020
Happy Reading ;)

~Cyla cantik ngalahin bidadari~ Casyla Cabella

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

~Cyla cantik ngalahin bidadari~
Casyla Cabella

♡_♡_♡_♡_♡_♡_♡_♡_♡_♡_♡

Cyla pov

Aku membulatkan mata sempurna. "Eh.. B-Bapak kenapa ada......D-disini?" Ujarku gelagapan.

"Terus kamu ngapain disini?!" Ujar dedemit itu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Kan ini tempat umum pak."

"Yaudah saya juga disini karena ini tempat umum." Jawab Dedemit songong itu sambil mengalihkan pandangannya ke arah air mancur.

"Benda itu merusak telingamu." Pak Raffi menunjuk headset yang berada ditanganku.

"Saya make dari dulu ga ada masalah kok."

"Tidak ada masalah denganmu tapi menjadi masalah untuk orang lain."

"Kenapa?"

"Dari tadi saya panggil kamu gak nyaut nyaut. Ternyata telinganya masih disumpel."

Weh.. dari tadi dia nguntit aku toh... dasar gak ada kerjaan. Tapi.. dia kok gak pergi pergi sih?

"Eunngg... Bapak kok masih disini?"

"Kamu ngusir saya?" Ujarnya sarkas. Aku memutar bola mata. Lagi males debat aku. Niatnya mau refreshing sehabis apel sama tumpukan folio, eh.. malah ketemu dia. Ambyar lah.

Mana otakku lagi gak ngerespon buat gombalin dia lagi. Aku berdiri berniat untuk pergi lalu berjalan melewati Pak Raffi. "Jadi seperti itu caramu saat melewati dosen?"

Damn. Mau apa lagi sih tuh orang. Dari tadi dia disitu mulu ga ngapa ngapain. Canggung lah. Nah giliran aku pergi digituin. "Jadi harus gimana pak?" Ujarku jengah.

"Pamit kalau mau pergi."

"Pamit seperti apa?"

"Ya ngucapin salam perpisahan lah."

Cup.

"Itu salam perpisahan dari saya." Aku langsung lari terbirit birit menuju apartemenku setelah berhasil mencium pipi dosenku itu. Hanya satu detik. Cateett. Satu detik. Tapi bisa membuat jantungku lompat lompat gak karuan.

Ditengah larianku aku menengokan kepala kebelakang. Pak Raffi masih diam ditempat. Haha. Kayanya dia baru pernah dicium cewek deh. Sampe bengong kek gitu. Hihihi.

Aku mendorong pintu apartemenku dan berlari menuju lift.

"Hey. Jalan pelan pelan. Kau seperti habis ketahuan mencuri." Ray mengomentari kelakuanku. Aku terkekeh pelan.

"Iya. Habis mencuri ciuman di pipi iblis." Aku masuk ke dalam lift tak memperdulikan wajah bertanya tanya Rey dan Allaeric.

Goblok lu Cyl. Nanti kalo ketemu Pak Raffi lagi gimanaaa. Mau taruh mana wajah cantikmu ini. Iya kalo ketemunya pas masih ngajar atau bareng sama temen temen. Kalo cuma ketemu berdua doang? Bisa dibantai aku.

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora