03

32.5K 878 31
                                    

SELAMAT MEMBACA🧡

Terpana akan nuansa bangunan itu, rena menundukan kepalanya kala melihat seorang pria dewasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terpana akan nuansa bangunan itu, rena menundukan kepalanya kala melihat seorang pria dewasa. Tegap, tinggi, rahang tegas dan wajahnya juga masih fresh.

Justin menyeruput coklat panasnya sambil berjalan menuju ruangan kerja.

"kamu, bukannya yang tadi duduk di halaman mansion?"tanya justin saat matanya melihat rena yang menunduk

"i-iya"

"teman sekolah erlan?"

"bukan! Yakali erlan temenan sama dia"

Tau kan siapa yang jawab. Erlan menuruni anak tangga dengan baju casualnya. Dia menyuruh renata untuk mengikuti dirinya ke dapur.

"siapkan alat dan bahan yang erlan minta kemarin!"perintahnya pada beberapa maid

Renata hanya menatap bingung, apalagi saat pelayan di sana menyiapkan alat masak beserta bahan-bahannya. Termasuk sepuluh ekor ayam?!

"sekarang. Lo masak"titah erlan pada renata

"ha?"

Jelas renata tanda tanya besar. Kenapa erlan menyuruhnya masak? Masak apa? Renata tak begitu pandai masak! Mungkin.

"m-maksudnya?"

"mie ayam"

Erlan membalas ucapan renata dengan datar yang sebenarnya malu

"aku gak paham"cicitnya

"buat mie ayam! Bego banget si lo! Percuma lo sekolah kalo masih bego!"sentaknya

Erlan meninggalkan renata yang ketakutan. Lalu seorang maid memberi tahu renata sesuatu.

"tuan muda ingin nona membuatkannya mie ayam. Semalam, tuan muda beserta tuan dan nyonya besar, memakan mie ayam yang dibawakan tuan muda. Mereka bilang, rasanya enak. Mungkin sekarang, tuan muda ketagihan. Nona bisakan membuatnya? Ah iya, ini semua bahannya. Kalau kueang, saya bisa bawakan lagi"

Renata sedikit tertegun mendengar penjelasan pelayan itu. Jadi, erlan menyukai mie ayam ayahnya?

Ck. Semalam aja bilangnya murahan. Gak level sama dia

Tapi renata tak ambil pusing, ia tersenyum lalu mulai membersihkan apa yang harus ia gunakan di bantu para pelayan.

"ini__bagaimana menyalakannya?"

Perempuan itu bingung saat akan menggoreng bumbu di kompor. Kompornya tidak seperti di rumah renata yang harus di teken lalu puter. Sedangkan di kediaman erlan, kompornya tidak ada pemutarnya, melainkan banyak tombol.

Pelayan tersenyum geli lalu menekan tombol on pada benda itu dan memberi tahu renata cara menggunakannya.

"ini ayamnya kebanyakan, astaga. Satu aja cukup, kan nanti potong kecil-kecil"

Erlan & RenataWhere stories live. Discover now