Bab 8: Why You Leave Me?

54 24 6
                                    

Diharapkan untuk menekan tombol vote setiap membaca.
Terima kasih
•••

Petikan gitar terasa begitu pilu malam ini, ditemani hujan deras terasa begitu melengkapi mood yang sedang di titik terendahnya. Suara serak sehabis menangis dipaksakan untuk bernyanyi menangkan hati.

(Kodaline-All I Want)

When you said your last goodbye
I died a little bit inside
I lay in tears in bed all night
Alone without you by my side

Renald Pandrick
Hai, Hana. 23.40
Can we talk? 23.40

Ofc 23.41

Let's broke up 23.58

Hah? Jangan bercanda. 23.59

No, aku serius Hana. 23.50

Can you tell me what was the reason?
Why so suddenly, kita juga tidak bertengkar sebelumnya. 00.00

Hana, lusa aku akan kuliah di Jerman.
Aku engga bisa LDR, Hana.
Aku juga engga mau kamu terus nungguin aku.
Ini terlalu abu-abu untuk kita jalani. 00.00

Kita belum coba Rey, bisakah kita coba dulu?
Setelah itu baru kita putuskan gimana.
Please , this hurt me a lot. 00.01

Hana, aku yakin kamu bisa.
Maaf. It's hurt me too, i Love u Hana.
But, i just can't. 00.20

🔹🔸🔹

But If you loved me
Why did you leave me
Take my body
Take my body
All I want is
All I need is
To find somebody
I'll find somebody

"Hana, mau sampai kapan mikirin dia?" Segelas teh manis dingin ditempelkan ke pipi yang tidak sechubby dulu.

"Ah, kaget aku."

Lingkaran matanya menghitam karena pola tidur yang sudah berantakan sejak hari dimana laki-laki itu pergi. Dan juga sembab, namun sedikit tersamarkan karena sebelum pergi aku sempat mengkompresnya dengan es batu.

"Sudah sebulan, mau kucarikan yang baru untukmu?" Salsha menatap nanar sahabatnya, sinar wajahnya tidak secerah sebelumnya dan juga senyumannya jadi semakin jarang dia tunjukkan.

"Bukannya kasihan nanti sama cowok yang kamu kenalkan? Jadi tempat pelampiasan, lebih baik aku sembuhkan dulu lukaku ini."

Jariku menarik gagang gelas yang sudah banyak tetesan air di permukaan gelas. Setidaknya dengan ini, sudah bisa membantu menyegarkan pikiranku yang kusut.

"Sebentar lagi mata kuliah pilihan mulai." Jam tangan yang melekat di tanganku mengingatkanku kembali pada hadiah ulang tahunku yang ia berikan.

"Selamat ulang tahun Hana jelek!" Kotak hitam yang ia ulurkan menjadi point yang tertangkap mataku pertama kali.

"Apa ini?" Senyumku mengembang melihat jam tangan putih yang aku inginkan tempo hari.

"Kau suka?" Tangannya membentang dan kuhamburkan pelukan hangat tanpa menjawab pertanyaannya.

"Tentu, sangat! Terima kasih."

14 Days [Completed]Where stories live. Discover now